Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Sentra batu bata merah di Desa Demit, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban memang sudah dikenal di seluruh penjuru daerah. Bahkan sebagian besar penduduk desa ini menggantungkan hidup dari hasil membuat batu bata merah. Desa ini sudah terkenal sejak dulu sebagai daerah industri berbahan dasar tanah ini.
Salah satu produsen batu bara adalah Agus. Pria 26 tahun ini sudah membuat batu bata selama 12 tahun dengan dibantu lima orang karyawannya.
"Pembuatan batu bata di desa kami memang sudah sejak dulu. Sekarang pun masih tetap berjalan baik secara manual maupun secara moderen," jelasnya kepada blokTuban.com, Minggu (26/6/2016).
Dijelaskan, batu bata merah lebih kuat daripada batu bata lainnya karena bentuknya yang padat, berbeda dengan bata kumbung yang sedikit berongga kecil-kecil.
"Pembuatan rumah dengan batu bata itu lebih dingin jika dibandingkan dengan kumbung, udaranya pasti panas," ujar pria kelahiran Lamongan ini, saat ditemui di jubungnya (tempat pembuat batu bata).
Lupus (34) buruh pembuat bata merah mengungkapkan, di antara para pekerja dia adalah karyawan yang paling lama di jubung milik Agus. Sehingga soal pengalaman tidak diragukan lagi.
Dikatakan, dari beberapa proses pembuatan batu bata, paling sulit adalah pemilihan bahan (tanah) karena harus bisa membedakan mana yang paling kuat saat jadi batu bata.
"Tanah berwarna merah adalah yang paling bagus, hasilnya kuat batu batanya," tuturnya sembari mencampur tanah dengan air, sebelum proses pencetakan.
Diketahui, tekstur tanah di Desa Demit memang bagus, warnanya merah. Sehingga sudah terkenal hasil produksi batu bata dari desa yang berada di Kecamatan Jatirogo ini.[rof/lis]