Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Makam Syeikh Abdurrohman atau familier dengan nama Tumenggung Raden Haryo Tedjo Bupati Ke-7 Tuban yang berada di Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban menyisahkan banyak sejarah dalam perkembangan Islam.
Keberadaan makamnya yang berada di sebuah pedesaan dan diatas sebuah pegunungan menjadikan tempat peristirahatan terakhirnya sebagai salah satu penyiar agama Islam. Hingga saat ini area tersebut yang menjadi tempat pemakaman umum. Setiap hari tertentu banyak orang yang berziarah.
Di Desa Dagangan yang sebelumnya adalah hutan belantara, dengan kedatanganya telah menjadi sebuah desa yang aman dan nyaman serta tidak meninggalkan adat-istiadat sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan.
Dari cerita Juru Kunci Makam Tumenggung Raden Haryo Tedjo, pengembaraanya untuk menyiarkan agama Islam yang dimulai setelah lengser sebagai orang nomor satu di Kadipaten Tuban. Diawali dengan perjalanan yang cukup jauh yakni dari Prunggahankulon. Setelah sesampainya di kawasan Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, dia singgah dan bermukim di desa tersebut.
"Persinggahannya yang berada dikawasan Desa Dagangan berlangsung lama. Terbukti beberapa peninggalanya sekaligus mayoritas masyarakatnya adalah agama Islam yang dibawanya," ujar Samani bin Mardam kepada blokTuban.com.
Peninggalannya yang sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh warga sekitar adalah Sumur Pateguhan (Ketheg), meskipun baru-baru ini telah dilakukan renovasi namun sumur yang berada kurang lebih 200 meter dari makam tersebut adalah bukti kuat sejarah peninggalan Waliyullah yakni bupati Tuban Ke-7.
Air sumur tersebut saat dilihat dari atas, berwarna hitam seperti halnya kopi, namun setelah airnya diambil sangat jernih. Selain itu, air dari sumur tersebut juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
"Dulunya sumur tersebut dibuat oleh Tumenggung Raden Haryo Tedjo, dan digunakan sebagai tempat untuk sesuci saat akan melaksanakan ibadah," tuturnya.
Meskipun makamnya berada di pedesaan namun tak sedikit para peziarah yang datang dari berbagai kota, selain itu makam tersebut selalu ramai saat menjelang Pemilu. Para Pasangan Calon (Paslon) pasti menyempatkan untuk berziarah di makam tersebut.
"Menjelang pemilu, banyak para paslon yang berziarah," pungkas Samani.
Untuk peringatan pertahunya atau haul masih diselenggarakan setiap tahun, yakni pada bulan suro malam Kamis Kliwon yang sebelumnya diawali tahtimul Quran. [hud/col]