Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di area parkir wisata Pantai Boom, sisi utara alun-alun Kabupaten Tuban, melakukan demo di Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Selasa (2/4/2016).
Aksi demo dipicu adanya larangan parkir bus wisata di kawasan pantai boom. Bus wisata, baik yang membawa wisatawan pantai Boom ataupun Sunan Bonang, memang diharuskan parkir di kawasan parkir wisata sisi selatan yang ada di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan/kabupaten Tuban. Serta tidak diperbolehkan masuk ke area pantai boom, sebelum parkir yang ada di Kebonsari penuh.
"Kalau bus tidak boleh masuk, pembeli jadi sepi," jelas salah satu pedagang yang mengikuti aksi demo, Titik Megawati.
Selain meminta agar kendaraan bus diijinkan masuk ke pantai boom, pendemo juga berharap agar Dishub menertibkan area parkir yang ada di alun-alun Tuban. Harapannya, mobil peziarah yang ada di alun-alun Tuban juga diminta untuk diarahkan ke parkir boom.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tuban, Paraith A Tulis, menjelaskan akan menampung aspirasi yang disampaikan ke Dishub Tuban. Hanya saja, terkait dengan keputusan parkir bus pariwisata di pantai boom masih diperlukan untuk melakukan pertemuan. Dimana di pertemuan itu akan didatangkan juga sejumlah perwakilan dari terminal Kebonsari.
Paraith menerangkan, polemik parkir di tempat itu sebenarnya terjadi pada hari Senin sampai Jum'at. Kemudian untuk hari Sabtu sampai Minggu sudah tidak ada masalah. "Kita tidak akan menutup mata, hari Selasa minggu depan akan kita agendakan untuk melakukan pertemuan dengan semua pihak," tandasnya.
Diketahui, pengelolaan parkir bus untuk wisata Sunan Bonang maupun pantai boom tengah menghadapi polemik. Pedagang ataupun tukang becak yang berada di terminal wisata Kebonsari meminta agar bus wisata tidak diperbolehkan masuk ke lokasi pantai boom, karena berhimbas pada sepinya termibal Kebonsari. Sementara pedagang yang berada di kawasan pantai boom, meminta agar bus diperbolehkan masuk di kawasan boom agar tempat berdagang mereka tidak sepi. [pur/ito]
