Oleh: Nanang Fahrudin
blokTuban.com - Ketika banyak aksi tilang di wilayah Kabupaten Cirebon, banyak orang tak peduli atau setidaknya tak mengetahuinya. Namun, ketika satu-dua orang menulis testimoni di beranda sosial media macam Facebook, maka publik mencari ramai. Banyak meme-meme bertema tilang di Cirebon diunggah. Di antara yang menghebohkan adalah meme bertuliskan “Kota Cirebon Kota Tilang”.
Dari sedikit orang yang mengunggah kekesalannya pada oknum polantas Cirebon, berubah menjadi gelombang protes di dunia maya. Para netizen pun ramai-ramai memberikan dukungan. Apalagi setelah kekesalan netizen di sosmed disambut sejumlah media online yang menyebar dengan cepat. Bom isu pun meledaklah
.
Lalu? Kapolres Cirebon akhirnya memutasi sejumlah pejabat di Polantas Polres Cirebon. Pihak kepolisian, terutama Propam membendung aksi netizen itu dengan membuat gerakan-gerakan untuk memulihkan citra Cirebon. Sejumlah meme juga dibuat sebagai tandingan meme-meme bikinan netizen.
Itu kasus pertama. Ada kasus lain yang tak kalah menarik.
Rosida adalah ibu rumah tangga biasa di Jakarta. Ia bercerai dengan suaminya lalu hidup bersama saudaranya. Guna menyambung hidup, setiap hari ia mencari barang rongsokan untuk dijual. Tapi nahas, ia menderita kanker sedang uang tak dipunya. Jadilah penyakit itu dibiarkan begitu saja. Kanker payudaranya menyebar dan bagian tubuhnya membusuk menguarkan bau tak sedap. Rosida lalu tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.
Oleh saudaranya yang juga bingung tak punya uang, Rosida ditempatkan di sebuah gerobak. Buang air pun di gerobak kecil itu. Ia tak kuat lagi bangun. Hidup Rosida benar-benar sangat menderita.
Beruntung ada seseorang yang peduli, lalu menjepret Rosida saat di gerobak dan diunggah di Facebook. Netizen ramai mengomentari. Dari informasi netizen, sebuah organisasi sosial yang membantu penderita kanker bergerak mencari di mana Rosida tinggal. Akhirnya ia ditemukan tergeletak payah, dan langsung dibawa ke rumah sakit. Kini ia mendapat perawatan medis dan kondisinya mulai membaik. Rosida tak lagi di gerobak.
Hmmmm....., ya begitulah kekuatan netizen mendorong sebuah perubahan. Di era teknologi informasi macam sekarang, suara netizen tak bisa lagi dianggap enteng. Hal semacam ini mungkin tak akan terjadi jika sosmed tak menggurita di masyarakat. Kini, orang melek sudah pegang gadget. Membuka facebook, twitter, instagram, path, dan entah apalagi yang akan berkembang esok.
Tapi, sekali lagi itu baru sebagian sisi saja. Yakni, netizen (warga internet) yang baik hati. Karena, jangan keliru, netizen juga banyak yang memiliki tujuan jelek, menebarkan fitnah, mengajak orang memusuhi orang lain, membakar amarah, dan tujuan-tujuan keji lainnya. Mereka sering membuat informasi-informasi hoax yang disebar.
Ibarat sepakbola, medsos adalah lapangan sepakbola. Si A melawan si B, dan ada banyak penontonnya. Tapi bedanya, di medsos siapa melawan siapa tidak jelas, karena saking banyaknya pemain yang bahkan jumlahnya tak terhitung. Taruhlah pemain-pemain besar macam Syiah vs anti Syiah, Wahabi vs NU, pemerintah vs KMP, hingga yang remeh temeh seperti penyuka kucing vs penyuka anjing. Semua saling silang tak karuan. Dan memang, begitulah medsos. Luas tak terbatas.
Perekrutan teroris atau penyebaran ideologi-ideologi radikal misalnya, juga banyak dilakukan via medsos. Jangan heran jika petinggi NU pun berkampanye di medsos (lewat meme-meme kreatif yang dibuat anak muda NU) agar belajar agama di pesantren, kepada seorang kyai secara langsung, bukan belajar agama lewat internet.
Lalu bagaimana dengan kita? Kita? Kita siapa? Kamu kaliiii. Hehe begini. Di mana-mana selalu ada pertarungan baik vs buruk, buruk vs buruk, baik vs baik dan seterusnya. Medsos tak sekadar “tempat” berhaha-hihi, melainkan juga sebuah pertarungan. Minimal pertarungan opini. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Oleh karena itu, kita sepertinya harus belajar bagaimana menjadi netizen yang baik, yang tak membuang sampah sembarangan. Atau cukup puas menjadi netizen yang galau. Silahkan memilih. Salam!
Penulis beralamat di kakisepasang@gmail.com
Ilustrasi: .net