Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Mayor Pnb Ivy Safatillah (37), pilot Super Tucano yang jatuh di Belimbing, Malang, Jawa Timur, telah berpulang ke sisi yang Maha Kuasa. Pria yang masuk di Akademi Angkatan Udara (AAU) pada tahun 2.000 silam ini ternyata lahir tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesa (TNI) Angkatan Udara.
Ivy lahir pada tanggal 9 April tahun 1979. Seperti yang diketahui bersama, 9 April 1946 adalah momen dimana TNI AU berdiri sendiri setelah sebelumnya menjadi bagian dari TNI Angakatan Darat (TNI AD).
"Anak saya (Ivy) lahir pada 9 April bertepatan dengan HUT TNI AU. Korps dimana dia mengabdi sekarang," kata Ayahanda Ivy Safatillah, Faisol Rozi, dengan mata berkaca, Kamis (11/2/2016).
Semasa kecil, orang tua juga tidak pernah meminta kepada Ivy untuk menjadi anggota TNI. Keinginan kuat untuk bergabung di TNI AU, murni dari keinginan pribadi almarhum sejak menginjak bangku sekolah. Faisol dan istrinya, mengaku hanya bisa mendukung keinginan dari anak keduanya tersebut.
"Dulu kami dukung keputusan dia mengabdi kepada negara. Sekarang kami juga harus ikhlas dia gugur ketika menjalankan tugasnya sebagai penerbang di kesatuannya," jelas Faisol.
Faisol mengakui, Ivy memang berkepribadian tegas dan tidak suka bertele-tele. Tetapi di tengah keluarga, dia adalah pribadi penyayang. Terutama kepada sang Ibunda, Hj Mutmainah. Selain itu, dia selalu memberi kabar kepada orang rumah ketika akan bertugas minimal satu minggu sekali.
"Selalu memberikan kabar kepada orang rumah, terutama untuk Ibunya," jelas tokoh masyarakat nelayan ini menegaskan.
Ivy, lahir di Kelurahan Kingking, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Sebelum menjadi penerbang, dia banyak menghabiskan waktu di Kabupaten Tuban.
Ayah dua anak ini, pernah mengenyam pendidikan di SD Ronggomulyo 1 Tuban, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Tuban, kemudian sempat satu tahun di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Tuban, selanjutnya sejak kelas 2 dia pindah di SMA Negeri 3 Magelang, dan mendaftar di Akademi Angkatan Udara (AAU) pada tahun 2000.
Diketahui, almarhum meninggalkan seorangi istri dan dua anak laki-laki. Serta janin yang masih dikandung istrinya, dr Diana Fitri S.pod. Jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Yogyakarta, sesuai dengan permintaan istrinya. [pur/col]