Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Hampir sepekan lebih, ulat mewabah di sekitar hutan jati. Warga sibuk mencari ulat bakal kepompong atau disebut entung belakangan ini.
Salah seorang warga pencari ulat, Sartinah (56) warga Desa Gesikan Kecamatan Grabagan saat ditemui di hutan jati milik Perhutani di perbatasan Kecamatan Semanding dan Grabagakan. Ia mengaku kerap mencari ulat saat memasuki musim hujan seperti saat ini.
"Dulu waktu masih buka warung saya masak sendiri. Biasanya dibuat tambol minum toak," kata Sartinah.
Menurutnya, olahan entung bagi peminum toak menjadi hal menarik. Sebab tambol toak dapat meningkatkan kenikmatan meminum toak.
Warga pencari ulat lainnya, Leginah (50), mengais dedaunan di bawah hamparan pohon jati. Ia mengumpulkan ulat jati yang mulai membungkus diri di daun-daun bersama tanah.
"Tiga hari nanti sudah jadi entung (kepompong) bakal dijual," kata Leginah.
Warga menjual satu kilo entung seharga Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu. Mereka menjajakan enthung di pinggir jalan dekat hutan jati tempat mereka mencari ulat.
"Warga sengaja mencari ulat jati saat ini. Mereka tidak mau kehilangan kesempatan melewatkan kepompong menjadi kupu-kupu begitu saja," jelas Leginah. [dwi/ito]
Berkah Wabah Ulat, Bakal Entung Jadi Rupiah
5 Comments
1.230x view