Reporter: Moch Sudarsono
blokTuban.com - Museum Kambang Putih Kabupaten Tuban yang berada dibawah naungan UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, tengah melakukan renovasi di beberapa ruangan yang berada di dalam museum. Renovasi dilakukan agar dapat memberikan kenyamanan kepada para pengunjung, baik wisatawan ataupun pelajar yang sedang melakukan kegiatan study tour, terlebih akan ada tambahan ruangan baru.
Menurut Kepala Museum Kambang Putih, Santi Puji Rahayu, mengatakan bahwa pembangunan hampir setiap tahun dilakukan, karena bertujuan untuk bisa mengoptimalkan setiap ruangan. Sekarang ini kita sedang melakukan penataan instalasi listrik, agar kabel bisa tertata dengan rapi, dan pembuatan labolatorium untuk menunjang minat dari para pengunjung agar bisa ikut berpartisipasi ataupun ikut langsung dalam penelitian barang-barang bersejarah.
"Pembuatan labolatorium baru dimulai tahun ini, sebelumnya kita hanya menata ruangan agar terlihat indah dan rapi, namun pada pembuatan ruangan museum ini diharap mampu menjadi ruang belajar bagi para pengunjung, termasuk pelajar ataupun siswa yang biasanya mendapat tugas dari sekolah," imbuhnya kepada blokTuban.com.
Saat blokTuban.com menanyakan terkait anggaran yang diterima untuk renovasi museum. Santi mengatakan, bahwa untuk anggaran dana renovasi ini, pihaknya mendapat kucuran anggaran sebesar Rp275 juta dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Dana tersebut sangat bermanfaat untuk kemajuan museum ini, terlebih saat ini Museum Kambang Putih sudah banyak dikenal, baik di tingkat Provinsi ataupun Nasional, karena koleksi benda-benda sejarah yang dimiliki.
Adapun koleksi yang menjadi unggulan museum saat ini, lanjut Santi, adalah Nekara sebagai benda untuk ritual pada zamannya, Arca Mahakala dari batuan Andesit pada abad ke-13, Jangkar berlengan empat ditemukan di bancar, Kalpataru atau yang disebut Masterpiece of Museum Kambang Putih yang terbuat dari kayu jati. Pada Kalpataru ini terdapat empat bangunan tempat suci yang terdapat pada arsitektur benda tersebut.
"Yakni Islam, Hindu, Budha, dan Tri Dharma. Berdasarkan penelitian, bahwa diyakini Kalpataru adalah peninggalan pada zaman Sunan Bonang" tutup Santi. [nok/rom]