Tradisi Unik Sarat Makna Peringatan Imlek di Indonesia

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Perayaan Imlek setiap tahunnya merupakan momen penting bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dilansir dari China Highlights, Imlek atau Hari Tahun Baru Cina disebut Guo Nian (过年) yang dalam bahasa Cina dapat berarti 'merayakan tahun (baru)' atau 'mengatasi Nian'. Karakter 年 (Nián) bisa dimaknai sebagai 'tahun' atau 'monster Nian'.

Masing-masing tahun dalam kalender Imlek dikaitkan dengan satu dari dua belas hewan dalam siklus zodiak Tiongkok (Tahun Tikus, Tahun Kerbau, Tahun Macan, dan seterusnya). Masing-masing tahun dianggap membawa karakteristik dan keberuntungan yang berbeda, sehingga perayaan Imlek menjadi momen untuk merayakan pergantian tahun dalam tradisi Tionghoa.

Menurut SKB 3 Menteri peringatan Imlek di Indonesia jatuh pada 9 dan 10 Februari 2024. Pada Jumat, 9 Februari 2024 diputuskan sebagai cuti bersama dan 10 Februari 2024 sebagai hari linur nasional Imlek.

Walaupun perayaan Imlek di Indonesia memiliki akar dari tradisi Tiongkok, ada beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya jika dibandingkan dengan perayaan Imlek di Tiongkok atau negara asalnya. Perbedaan ini disebabkan oleh pengaruh budaya lokal, keberagaman etnis, dan konteks sosial di Indonesia. 

Beberapa perbedaan yang mungkin ditemui antara tradisi Imlek di Indonesia dan di Tiongkok meliputi:

Selama perayaan Imlek, keluarga berkumpul, melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan, dan melibatkan diri dalam tradisi-tradisi khas seperti makan bersama keluarga, memberikan angpao, mendekorasi rumah dengan warna-warna merah dan emas, serta menikmati pertunjukan seni seperti barongsai dan liong.

1. Bersih-Bersih Rumah
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, bersih-bersih rumah saat Imlek memiliki makna membuang segala macam keburukan dan kesialan yang biasanya dilakukan satu hari sebelum hari raya Imlek.

Setelah dibersihkan rumah-rumah hingga tempat usaha biasanya dihias dengan dekorasi merah dan emas, yang melambangkan keberuntungan dan kekayaan. Ornamen-ornamen seperti lampion, angpao, dan gambar-naga juga umum ditemui.

2. Serba Warna Merah
Perayaan Imlek identik dengan penggunaan warna yang serba merah. Warna merah memiliki makna simbolis yang sangat penting dalam perayaan Imlek dan tradisi Tionghoa seperti keberuntungan, kesejahteraan, cinta, kebahagiaan, mewakili nsur api hingga sebagai pengusir roh jahat.

Terdapat legenda yang mendalam seputar warna merah. Disebutkan, ribuan tahun lalu monster bernama Nian menyerang penduduk desa pada hari pertama setiap tahun baru. Monster tersebut, menurut legenda, takut dengan suara keras dan warna merah. Itulah alasannya, warna merah dipakai oleh masyarakat Tiongkok sebagai warna pakaian dan dekorasi untuk mengusir hal jahat. 

3. Memberikan Angpao
Pemberian angpao atau amplop berisi uang pada anggota keluarga atau rekan-rekan sebagai simbol keberuntungan dan harapan kebahagiaan di tahun yang baru.

Angpao ini sebagai simbol pemberian rezeki kepada anak-anak dan orang tua. Biasanya yang boleh memberikan angpau adalah mereka yang sudah menikah. 

Para lajang tak perlu ikut membagikan amplop. Cukup menunggu giliran menerimanya. Namun para lajang yang sudah dewasa dan bekerja dianggap tidak perlu lagi diberi angpau, meski sebenarnya sah-sah saja bila diberi angpau.

4. Hidangan Khas Imlek
Kue keranjang, atau Nian Gao, adalah kue ketan yang dibuat dari tepung beras ketan yang lengket dan kental yang disajikan pada Imlek. Kue ini sering dikukus dan kemudian dapat dipotong menjadi potongan-potongan sebelum disajikan. 

Nian Gao adalah simbol kemakmuran dan pertambahan usia. Nama kue ini sendiri memiliki arti harapan agar setiap tahunnya menjadi lebih baik dan penuh keberuntungan.

Selain kue keranjang biasanya juga disediakan buah jeruk, seperti jeruk santang, mandarin, ataupun jeruk ponkam. Bukan cuma disediakan untuk keluarga, jeruk terkadang diberikan sebagai hadiah untuk kerabat yang merayakan Imlek. 

Perayaan Imlek juga tak lengkap jika belum menyajikan makanan yang istimewa, terdapat makanan khas Imlek yang selalu disuguhkan di meja seperti, pangsit dan dumpling, siu mie, lumpia, sup, ikan bandeng dan makanan laut lainnya.

5. Menyalakan Kembang Api

Tradisi penggunaan kembang api atau petasan selama perayaan Imlek memiliki makna simbolis dan meriah sebagai bagian dari festivitas. Pada malam Tahun Baru Imlek atau malam Reunion, yang merupakan malam sebelum Tahun Baru Imlek, banyak keluarga dan komunitas Tionghoa merayakan dengan menyalakan kembang api dan petasan. 

Kembang api tidak hanya menerangi langit saat malam perayaan Imlek, tetapi bunyi dentumannya yang keras dipercaya dapat menakuti roh jahat hingga menarik perhatian Dewa Kekayaan.

Perlu diingat bahwa tradisi Imlek dapat bervariasi antar daerah dan kelompok masyarakat Tionghoa di Indonesia. Setiap komunitas mungkin memiliki cara sendiri dalam merayakan Imlek sesuai dengan warisan budaya dan kepercayaan mereka.

 


Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS