Bullying Sejak Zaman Rasulullah, Begini Cara Islam Mengatasinya

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Beberapa kasus bullying atau perundungan yang kini marak terjadi, sebenarnya telah ada sejak zaman Rasulullah menyampaikan dakwah agama Islam serta pesan tauhid dengan gigih dan teguh.

Suatu ketika Rasululllah Shalallahu Alaihi Wasallam Sholat di Masjidil Haram berdasarkan NU Online pernah dilempari kotoran hewan, oleh seseorang bernama Uqbah bin Abi Muit menghampirinya. Tatkala Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sujud, Uqbah langsung meletakkan kotoran dan usus unta yang masih berlumuran darah di pundak beliau.

Nabi Muhammad tetap sujud dengan tenang. Sebelum akhirnya Siti Fatimah, putri kecil Rasul, mengambil kotoran tersebut dari punggung ayahnya.

Selain Uqbah, perempuan bernama Arwa binti Harb juga sering kali menyakiti Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Dalam Ath Thabari disebutkan, ketika malam hari, istri Abu Lahab ini selalu meletakkan duri di sepanjang jalan yang biasa Rasulullah Muhammad lalui.

baca juga:

Pola Tidur Manusia, dr Zaidul Akbar: Mengikuti Ritme Matahari dan Berpedoman Kebiasaan Rasulullah

 

Namun di era sekarang, bullying makin menggila. Di sekolah-sekolah banyak terjadi bullying yang berujung penganiayaan. Berapa banyak anak-anak sekolah yang trauma gegara perilaku ini. Juga sudah tidak terhitung yang sakit, cacat, dan meninggal. Selain itu juga kerap terjadi bullying di dunia maya atau melalui media sosial.

Bullying Menurut Kaca Mata Islam

Sistem perbudakan pada masyarakat pra-Islam berjalan di semua lini kehidupan. Siapa yang kuat maka dia berhak mendapatkan hamba sahaya yang bisa diperjual-belikan seperti barang dagangan. Bisa dikawinin, dijadikan buruh kasar, asisten pribadi, atau lainnya. Harta dan martabat kemanusiaannya hilang. Status kehambaannya begitu hina, sering mendapatkan cemoohan, perlakuan kasar, dan perilaku tidak adil lainnya.

Karenanya, Islam datang dengan misi yang sangat luhur. Sistem ajarannya mengarahkan pada penghapusan perbudakan secara gradual (bertahap), tidak frontal. Contohnya adalah pelaksanaan hukum kafarat bagi orang yang melanggar sumpah. Sumpah mun'aqidah yaitu sumpah yang dilakukan seseorang bahwa ia akan melakukan sesuatu di masa yang akan datang atau tidak melakukan sesuatu, namun sumpah itu dilanggarnya. Bentuk sumpah ini dikenai hukum kafarat sumpah sebagaimana difirmankan dalam QS: Al-Maidah: 89, yakni memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian mereka, atau memerdekakan budak.

baca juga:

Wasiat Rasulullah Tentang Menjaga Wudhu yang Dapat Menghapus Dosa

Perintah memerdekakan budak adalah cara Islam menghapus ketidakadilan di dunia ini. Dalam Islam, manusia ditempatkan sebagai makhluk yang tercipta paling mulia (laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim). Karenanya, hukum Islam lahir didasarkan pada spirit mengagungkan Tuhan dan memuliakan sesama dengan menjunjung tinggi akhlak.

Cara Mengatasi Bullying Dalam Islam

Berikut ini beberapa cara yang dapat diteladani dari kisah para Nabi untuk menghadapi tindak bullying yang dikutip dari Oase.id.

1. Mendoakan Kebaikan dan Hidayah

Setiap ada orang yang menyakiti, membenci, dan memusuhi nya, Nabi Muhammad tidak pernah membalas dengan kebencian atau permusuhan. Nabi justru selalu mendoakan orang-orang yang memusuhi nya agar selalu dalam kebaikan dan lindungan Allah.

2. Memperbanyak Teman dan Dukungan

Sebagai makhluk sosial, kita tidak akan pernah bisa lepas dari dukungan dan bantuan orang lain. Sahabat menjadi orang terdekat yang akan ada untukmu selain keluarga.

Bagi umat Islam, memiliki sahabat adalah anugerah tersendiri dari Tuhan. Itulah mengapa, hubungan persahabatan juga harus mencerminkan kehidupan yang Islami.

baca juga:

Mudah Terbawa Emosi, Ikuti 4 Cara Rasulullah Mengatasi Amarah

Hal ini pernah terjadi pada zaman Nabi dimana pendukung Nabi Muhammad kian banyak. Orang kafir Mekah menjadi tambah segan kepada Nabi Muhammad dan umat Islam.

Terlebih ketika Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab dengan penuh keyakinan mengucap kalimat syahadat. Nyali para penentang Rasulullah menjadi kian ciut. Itulah mengapa persahabatan menjadi tonggak persatuan umat Islam.

3. Membela Diri

Dalam hukum Islam setiap orang memiliki kewajiban membela diri dan menjaga kehormatan. Ini juga pernah di lakukan oleh Beliau bersama Umat Islam.

Dengan membela diri, para musuh Islam menjadi sadar bahwa pengikut Nabi bukanlah kaum yang lemah. Meskipun demikian, orang-orang yang tidak pernah memerangi Muslim tetap harus dilindungi dan tidak boleh diperangi.

4. Tidak Membalas Dendam

Kalau jiwa yang mulia, diri yang mulia, seperti diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja ketika dicela tidak membalas celaan tersebut, lalu bagaimana dengan kita yang memang kita ketahui bahwasanya jiwa kita adalah jiwa yang kotor, jiwa yang derajatnya lebih rendah daripada derajat jiwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS