Sejarah Kesultanan Pajang, Petilasannya Ditemukan di Desa Margomulyo Tuban

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com - Memiliki letak yang terbilang strategis, Desa Margomulyo ini terletak di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban memiliki sejarah panjang terkait asal usulnya.

Menurut sejarah terbentuknya desa, seperti yang dikatakan Kepala Desa Margomulyo Wasi’un Alim bahwa sejarah Desa Margomulyo seperti yang tertuang dalam RPJM Desa, pada abad ke 20 paska perang Pajang yaitu perang besar di tanah Jawa antar Kesultanan Pajang, banyak bangsawan dan tentara yang melarikan diri dari kerajaan akibat perang saudara. 

Dalam perjalanannya ke Tuban para bangsawan dan prajurit Pajang berhenti dan beristirahat untuk mencari tempat yang aman. Salah satun tempat peristiarahatanny adalah petilasan yang ada di daerah Kerek (sekarang) dan membuat sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Untuk mengenang peristiwa tersebut dan menandai daerah itu akhirnya para bangsawan membuat sungai/ kali dan sampai sekarang dinamai kali SOKO. Untuk mengenang peristiwa tersebut akhirnya bangsawan menamai daerah itu dengan nama Margomulyo.

“itu asal usulnya dari omong-omongan orang pada tahun 1919 jadi zaman sebelum merdeka ini ada suatu desa namanya margomulyo, nah margomulyo itu terdiri dari dua dusun, Dusun Kerek dan Dusun Winong,” tutur Wasi’un Alim selaku Kepala Desa Margomulyo. 

Terkait potensinya, Desa Margomulyo ini  memiliki potensi dalam mengembangkan pasar desa, Kepala Desa Margomulyo sendiri beranggapan bahwa setiap desa dituntut untuk memiliki wisata. 

Akan tetapi, ia merasa ragu akan adanya pengunjung yang datang bila mana dibuat wisata desa, maka dari itu pihak desa lebih memilih dalam mengembangkan sektor perdagangan melalui pasar.

“Saat dikumpulkan dengan adanya Bumdes, setiap desa itu dituntut untuk punya wisata ya yang ngetrend kan wisata, tapi terus kami berpola pikir dengan banyak wisata yang mau mengunjungi siapa ? gitu lo, jadi sehingga dengan adanya dana desa itu untuk memperberdayakan masyarakat sehingga kami mengembangkan perdagangan di pasar itu,” ujarnya. 

“Kalau Kepemimpinan saya itu yang kita kembangkan itu sektor perekonomian yaitu dengan cara kita besarkan pasar kita itu. Kalau kita mau membentuk wisata itu kelihatannya kurang, jadinya karakteristik desa itu kan masing – masing, jadi lebih mau menonjolkan ke perekonomian pasar,” Tambahnya.

Adapun mengenai tradisi yang ada disana yakni tradisi sedekah bumi yang mana tradisi ini dilakukan sehabis panen di hari Kamis di makam sesepuh yang ada di sana diantaranya Mbah Bahrun, Mbah Imbo(Arsy Lathif) dan Mbah Kodok (Syekh Abdul Qodir) yang dilakukan secara bergantian yang mana harus dimulai dari makam Mbah Bahrun terlebih dahulu dengan acara sedekah bumi dan tahlilan.

Makan Ulama sdi Desa Margomulyo. (Foto: Ahmad Nawaf Timyati Fandawan/bloktuban)

Mbah Bahrun ini sendiri merupakan sesepuh yang konon paling tua yang ada di Desa ini, sesepuh yang memiliki nama asli Syekh Maulana Baharudin Al Maturizi, menurut juru kunci Purwanto mengatakan bahwa Mbah Bahrun ini adalah seorang pendatang dari Bahrain yang datang untuk syiar agama islam dan juga babat alas di daerah sini. 

Selain sedekah bumi di makam ini juga terdapat pagelaran wayang dan juga ada tahlilan dan pengajian rutin setiap malam jumat yang dilakukan di makam ini.

Sementara mengenai mitos yang masih dipercayai masyarakat Desa Margomulyo yakni Siri’an Desa atau hari keramat Desa yang mana pada setiap hari Rabu orang yang mempunyai hajat tidak boleh memotong hewan dan kalau ingin memotong sapi harus dilakukan diluar Desa Margomulyo, Bahkan untuk acara keramaian juga tidak boleh pada hari rabu, karena diyakani kalau masih melakukan hal tersebut akan terjadi hal yang tidak diingkan pada desa tersebut.

Desa ini memiliki luas sekitar 385 hektare yang terbagi menjadi 2 dusun yakni Dusun Kerek dan Dusun Winong dengan jumlah penduduk kurang lebih 4.400 Jiwa dengan sektor perekonomiannya bergantung pada pertanian, perdagangan dan juga pabrik. 

Desa Margomulyo berbatasan dengan Desa Padasan di sebelah Timur, Desa Jarorejo di sebelah Selatan, Desa Margorejo di sebelah Barat dan Desa Sumberarum serta Desa Siman di sebelah Utara. [Mad/Dwi]

 

 

*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS