Sumber Air Peninggalan Wali, Bagian dari Asal Usul Desa Padasan di Tuban

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com - Desa Padasan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, desa yang memiliki luas kurang lebih 633 hektare yang terbagi menjadi 3 dusun yakni Dusun Padasan, Dusun Tegalperon, dan Dusun Pohsatak yang berbatasan langsung dengan Desa Karanglo di sebelah utara, Desa Temandang di sebelah timur, Desa Pucangan di sebelah Selatan dan Desa Temayang di sebelah barat.

Desa yang sekarang dipimpin oleh Toyo (52) memiliki jumlah penduduk sekitar 3.800 Jiwa yang mana mayoritas berprofesi sebagai Petani tadah hujan dan sebagian kecil sebagai pekerja pabrik.

Adapun mengenai sejarah asal usul dari Desa Padasan sendiri menurut Yasifun (63) selaku sesepuh Desa Padasan mengatakan bahwa menurut cerita yang tersebar di masyarakat dahulu Desa ini merupakan sebuah tanah yang kering yang memiliki istilah Tanah Padas, kemudian ada seorang wali yang menggali sumber air dan membuat sumur di daerah sana, jadi asal usul nama Padasan sendiri berasal dari tanah yang Padas tanah yang kering dan padat.

“Asal usulnya itu dari tanahnya, Tanah Padas gitu yang digali karena enggak ada sumbernya dulu kan mencari air itu berat wali itu menggali sumur, menggali sampai beberapa meter itu baru air mau keluar," tuturnya kepada blokTuban.com. 

Selain itu Dasmani selaku sesepuh Desa Padasan juga menambahkan terkait asal-usul Desa Padasan. Dimana padsan sendiri merupakan sejenis gentong dari tanah liat yang berisi air, dan digunakan untuk berwudhu ataupun mencuci tangan serta kaki. 

“Bahkan katanya konon dulu, zaman dulu nenek moyang orang mau ngambil air itu ditanyain sama walinya  'Banyak airnya?' Hanya sak Padasan' (hanya sepadasan)," tambahnya. 

Kendati demikian, hingga kini  belum diketahui siapa seorang wali yang membuat sumur tersebut bahkan yang babat alas di Desa Padasan inipun tidak diketahui siapa.

Sedangkan mengenai tradisinya, Desa Padasan memiliki tradisi yang dilakukan setiap hari Raya Islam yaitu  pasti diadakan  kendurinan di rumah kepala desa, dan pada saat Maulid Nabi ada tradisi doa bersama juga dilakukan dirumah kepala desa. 

Selain itu, selumnya di Desa Padasan juga terdapat tradisi sedekah bumi, tayuban dan juga wayang yang dilakukan di makam dan di sumur wali, namun tradisi tersebut dirubah oleh kepala desa terdahulu karena dianggap kurang baik, sehingga sekarang tradisi berganti dan dilakukan dengan cara setiap kepala keluarga berdoa dirumah sendiri – sendiri yang biasanya dilakukan di bulan besar islam.

Bukan hanya itu saja,  setiap bulan suro warga Desa Padasan melakukan selametan, selain itu juga setiap bulan suro jumat pahing sapi – sapi yang ada di sana diselameti dengan mengkalungi sapi dengan Kupat, istilahnya tradisi ngalungi sapi.

Mengenai kebiasaannya Desa Padasan yang mana setiap punya hajat atau nadzar (Janji) apabila hajatnya terpenuhi maka dia harus ke sumur itu untuk selametan atau makan – makan yang sekrang dilakukan di dalam masjid di sebelah sumur tersebut. [Mad/Dwi]

 

*Penulis merupakan mahasiswa aktif Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang magang di media blokTuban.com.

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS