Ancaman Kemarau 2023: Pengeboran di Tuban Gagal, Warga Perbukitan Beli Air

Reporter: Muhammad Nurkholis

blokTuban.com - Musim kemarau di Kabupaten Tuban pada tahun 2023 ini diperkirakan akan lebih kering dibandingkan pada 3 tahun sebelumnya. 

Hal ini dikatakan langsung oleh kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban, Zem Irianto Padma. 

"Kemarau tahun 2023, akan lebih kering daripada tahun 2020, 2021, dan 2022," ujar Zem Irianto Padma. 

Lebih lanjut, Zem berujar jika musim kemarau tahun 2023, diperkirakan terjadi hingga awal November 2023. Hal ini ditunjukan dengan adanya fenomena el nino yang diperkirakan terjadi hingga November 2023. 

Sedangkan indeks Indian Ocean Dipole (IOD) positif diperkirakan terjadi hingga Oktober 2023.

"Untuk Puncak kemaraunya terjadi bulan Agustus - September 2023," imbuhnya. 

Untuk awal musim hujannya, Zem mengatakan jika diperkirakan pada November 2023. Bahkan kemungkinan bisa mundur pada November dasarian 3 atau pada awal Desember 2023.

 

Dampak Kekeringan

Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban, salah satu Kecamatan di Kabupaten Tuban yang terdampak kekeringan saat ini adalah Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. 

Dikonfirmasi terkait kekeringan ini Kepala Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Siswanto mengatakan jika di Desa Ngandong terdapat 2 dusun yang mengalami kekeringan. 

"Ada dua dusun tapi yang mayoritas cuma 1 Dusun Ngesong," ujar Siswanto. 

Baca Juga:

Pendidikan Inklusif Adalah Pendidikan Untuk Kita Semua

Lebih lanjut, Siswanto menuturkan, jika saat ini sudah mulai jarang ada doping air dan terakhir Desa Ngandong mendapatkan droping air sekitar  20 hari yang lalu. 

"Yang terakhir, sekali dropping kita mendapatkan air sebanyak 6 unit truk tangki," imbuhnya. 

Disinggung terkait bagaimana cara warga mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, Siswarno menjelaskan jika beberapa warga memilih untuk membeli air seharga Rp180 ribu hingga Rp190 ribu per truk tangkinya sekitar 5.000 liter. 

Namun, kabar gembiranya ia mendapatkan informasi, bahwa diperkirakan pada besok Rabu (29/08/2023) Desa Ngandong akan mendapatkan droping air lagi. 

"Tadi saya dikasih info besok katanya mau ada droping air lagi," bebernya. 

Dikonfirmasi terpisah, warga Dusun Timang Boro, Desa/Kecamatan Grabagan, Suwarno (40) menuturkan jika untuk mengakomodir kebutuhan air saat kekeringan seperti saat ini ia harus membeli air satu tangki mobil berisikan 5.000 liter dengan harga Rp150 ribu. 

"Untuk mengakodir kebutuhan air, biasanya saya beli air Rp150 ribu yang berasal dari Desa Jadi dan Bektiharjo Kecamatan Semanding," ujaranya

Lebih lanjut, ia mengatakan jika setiap sekali beli air tersebut bisa digunakan untuk pemakaian 1 bulan. 

Selain dengan membeli biasanya masyarakat di Dusun Timang Boro juga akan menimba air di Kecamatan Grabagan yang jaraknya sekitar 2 kilometer. 

Dengan adanya kekeringan ini, Suwarno berharap agar Pemkab Tuban memberikan droping air bersih kepada masyarakat sebab terakhir ada troping yaitu dari Polres Tuban pada awal Agustus kemarin. 

"Terakhir dapat terukir air dari pengaruh Tuban sekitar awal Agustus," bebernya. 

 

Pengeboran Sumur Di Daerah Kekeringan Mengalami Gagal Kontruksi

Diberitakan blok Tuban.com pada 2 Agustus 2023 Pembangunan sumur bor baru milik Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Lestari Tuban, yang berada di Kecamatan Grabagan mengalami gagal kontruksi, dan mengahruskan adanya perpanjangan waktu pengerjaan. 

Direktur PDAM Tirta Lestari Tuban, Slamet Riyadi berujar jika pembangunan sumur awalnya direncanakan selesai pada 23 Juli 2023, namun karena perpindahan tempat pengeboran, sehingga prosesnya dimulai dari awal lagi. 

Baca Lainnya:

Terkenal dengan Marning, Ini 5 Fakta Menarik Kecamatan Jatirogo Tuban

“Untuk batas waktu selesai sebenarnya 23 Juli, dan saat ini sedang proses perpanjangan karena relokasi pengeboran dari awal lagi,” katanya. 

Lebih lanjut Slamet menuturkan jika awalnya PDAM Tirta Lestari Tuban mendapatkan waktu 180 hari Namun karena adanya relokasi pengeboran dari awal lagi mereka meminta pertambahan waktu 120 hari lagi yang menjadikan total untuk menyelesaikan proyek ini sekitar 300 harian. 

Dana yang digunakan untuk menemukan sumber air di daerah Grabagan sendiri terbilang cukup besar tak tanggung-tanggung  pihaknya siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp277 juta.

 

Penanggulangan Kekeringan

Sementara itu, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Sudarmaji mengatakan jika di musim kemarau 2023 ini daerah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Tuban sudah mulai sedikit. Menurutnya karena penanganan permanen dari Bupati Tuban sudah nampaknya hasilnya. 

"Untuk musim kemarau tahun ini sudah mulai sedikit daerah yang mengalami kekeringan, karena penanganan secara permanen yang dilakukan Bupati sudah nampak hasilnya," ujarnya. 

Baca Lanjutnya:

Stigi Solusi Penahan Abrasi dan Keindahan Pantai Utara

Disinggung terkait penanganan permanen seperti apa, Sudarmaji mengatakan jika dengan cara penguatan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) seperti melakukan pengeboran dan penambahan pipa atau menggunakan pendekatan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 

Terkait jumlah air yang Sudah di salurkan BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan jika ia tak menghitung berapa liter air yang sudah disalurkan namun biasanya BPBD akan mengirim secara rutin. 

"Biasanya kami akan kirim secara rutin misal warga membutuhkan lagi, akan kita kirim biasanya satu minggu sekali," imbuhnya. 

Sementara itu, dari data BPBD Tuban terdapat 8 Desa yang mengalami kekeringan di Tuban dan 4 desa berada di Kecamatan Grabagan seperti Desa Ngandong, Grabagan, Gesikan, Waleran, dan juga ada 3 desa di Kecamatan Parengan Parangbatu, Pacing, Kumpulrejo, dan terakhir Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori. [Nur/Ali]