Keris Empu Cangan Sesepuh Desa Pucangan Tuban Bisa Turunkan Hujan Batu

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Desa Pucangan merupakan salah satu desa di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Desa yang saat ini dipimpin oleh Sumining selaku Kepala Desa Pucangan memiliki 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Pomahan, Singget, dan Pucanganom.

Setiap desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing demikian juga dengan Desa Pucangan. Sejarah yang diwariskan secara turun-temurun dan disampaikan dari mulut kemulut. Sehingga sulit dibuktitakan kebenarannya secara fakta, Kamis (13/04/2023).

Menurut Sanaji (58 tahun) selaku perangkat Desa Pucangan menceritakan bahwa dahulunya terdapat sesepuh bernama Empu Cangan, seorang pembuat keris pusaka yang mengutuk seseorang bernama Ngepreh dengan kerisnya sehingga muncul hujan batu di daerah Desa Glodog. Tak lama kemudian Empu Cangan dibunuh Ngepreh karena istrinya tewas akibat dari hujan batu tersebut.

Setelah Empu Cangan tewas Ngepreh kembali ke desanya dan menguburkan jasad istrinya. Sedangkan desa tempat meninggal Empu Cangan diberi nama Pucangan yang diambilkan dari nama Empu Cangan. 

Konon mitos kutukan Empu Cangan tersebut hingga saat ini masih melegenda dan dipercaya oleh penduduk setempat bahwa penduduk desa asli Glodog tidak boleh menikah dengan penduduk asli desa Pucangan.

Di sisi lain menurut Sutarmuhari, selaku warga sekitar mengatakan bahwa nama Desa Pucangan berawal dari sekumpulan murid Syekh Asmoroqondi yang melakukan perjalanan yang sempat berhenti di sekitar Desa Leran. Dan tak lama kemudian melanjutkan perjalanan di daerah pucangan dengan cara lancang-lancangan (cepat-cepatan). Nah dari kata lancang-lancangan kemudian daerah tersebut dinamkan Desa Pucangan.

Lebih lanjut dahulu kala di Dusun Singget terdapat seorang gembel yang ingin meminta minum di warung singget, akan tetapi tidak diberi minum oleh pemilik warung dan malah disiram dengan air bekas pakai. Dan setelah kejadian tersebut di sekitar Desa tersebut tidak memiliki sumber air. Bahkan untuk kegiatan sehari-hari warga sekitar mengambil air dari desa tetangga yaitu Desa Cendoro.

“Jadi dulu saya sempat ambil airnya di Desa Cendoro itu cukup jauh sekitar 2 km karena pada saat itu tidak ada air sama sekali. Tapi Alhamdulillah sekarang Dusun Singget sudah ada sumbernya, yaitu air PDAM milik Desa Pucangan,” Ujar Sanaji kepada blokTuban.com.

Desa Pucangan juga memiliki beberapa tempat bersejarah yaitu pertama, Sumur Ndukoh yang terletak di Dusun Krajan, di mana yang dahulunya dibuat minum warga sekitar dan yang kedua, Gunung Nganten yang terletak di sebelah barat Desa Lerankulon.

“Gunung Nganten juga ada ceritanya mbak, jadi dulu ada seorang nganten (pengantin) baru yang setelah menikah mereka di gunung situ. Kemudian hilang dan dicari-cari keluarganya nggak ketemu-ketemu. Akhirnya dinamakan Gunung Nganten,” Paparnya.

“Di dalam gunungnya itu ada goanya mbak, dulu saya pernah ke sana juga tapi kalo saat ini sudah tidak bisa dilalui seseorang karena di sekitarnya sudah dilubangi buat batu bata,” Imbuhnya.

Adapun potensi Desa Pucangan terbilang cukup baik. Pasalnya Desa Pucangan memiliki beberapa hektar lahan pertanian sehingga mayoritas mata pencaharian penduduk sekitar yaitu petani, di mana lahan pertanian Desa Pucangan merupakan tanah yang cukup produktif dengan  kegiatan 3 kali panen dalam setahun. 

Selain dari sektor pertanian, yang cukup berdampak bagi perekonomian Desa Pucangan yaitu adanya gunung kapur yang saat ini menjadi pertambangan batu bata kapur dan sebagian kecil terdapat nelayan serta selebihnya terdapat guru, pegawai, dan lain-lain.

“Di sini itu kalo tani bisa 3 kali panen setahun, 2 kali panen padi dan 1 kali panen kacang. Alhamdullilah sekarang sumber air untuk tani juga sudah pakai sanyo PDAM. Dan berhubung di sini ada Gunung Kapur jadi itu juga cukup membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat,” tutupnya.

Sedangkan mayoritas agama penduduk Desa Pucangan 99.9% Islam dan hanya terdapat 1% yang beragama non muslim. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS