Pesan Bupati Tuban Setelah Kukuhkan 74 Paskibraka

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Bupati Tuban, Fathul Huda telah mengukuhkan 74 pelajar menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Tuban tahun 2019 di Pendopo Kridho Manunggal.

Pengukuhan ini turut disaksikan Ketua TP PKK Kabupaten Tuban; Forkompimda: Sekretaris Daerah dan pimpinan OPD, serta orang tua dari anggota Paskibraka Kabupaten Tuban.

Bupati Huda menyampaikan terima kasih kepada tim pelatih yang telah membina dan memberikan sejumlah inovasi selama pelaksanaan pelatihan Paskibraka. Disampaikan apresiasi kepada wali murid dan kepala sekolah yang telah mensupport anggota paskibraka.

"Sekaligus kepada anggota Paskibraka yang telah disiplin berlatih," Kata Bupati, Jumat (16/8/2019).

Bupati dua periode ini menuturkan, terpilih menjadi anggota merupakan sebuah kehormatan. Kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali. Mereka yang terpilih merupakan anak-anak terbaik dari beribu siswa yang telah mengikuti seleksi.

Anggota paskibraka yang dikukuhkan merupakan siswa yang terpilih, dan lolos mengikuti serangkaian tes fisik dan intelektual. Menjadi anggota Paskibraka bukan sekedar seremonial mengibarkan bendara merah putih. Lebih dari itu, pengibaran merah merupakan sesuatu yang sakral, dimana pengibaran bendera wujud kedaulatan dan kewibawaan negara.

Adanya proses penghormatan kepada merah putih cerminan dari patriotisme, cinta tanah air. Kewajiban kita adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan menjaga keutuhan NKRI, seru Bupati.

Anggota Paskibraka menjadi kebanggan orang tua, sekolah, dan seluruh masyarakat Kabupaten Tuban. Bupati berpesan agar menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya.

"Percaya diri dan yakin tugas dapat dilaksanakan dengan baik," imbuhnya.

Ketika kembali ke lingkungan masing-masing, anggota Paskibraka harus dapat menerapkan materi-materi yang diajarkan selama pelatihan, tentang kedisplinan, kejujuran dan komitmen.

Sekadar diketahui, anggota Paskibraka Kabupaten Tuban tahun 2019 yang telah dikukuhkan adalah pelajar tingkat SMA, MA dan SMK yang telah lolos mengikuti serangkaian seleksi baik fisik dan intelektual atau wawasan kebangsaan. Selain itu, telah mengikuti karantina di Kompleks Pendopo Krido Manunggal dan sejumlah pelatihan selama kurang lebih 2 minggu. [ali/rom]