Pentingnya Air bagi Kesehatan

Reporter: -

blokTuban.com - Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada pria dewasa, 55% sampai 60% berat tubuh adalah air; dan pada perempuan dewasa 50% sampai 60% berat tubuh adalah air. Tanpa air makhluk tidak mungkin tumbuh dan berkembang.

Tanpa air seluruh kegiatan manusia tidak mungkin dapat berlangsung dalam mencapai kesejahteraannya. Tidak satupun reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung tanpa adanya air.

Air sebagai salah satu zat gizi makro esensial mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia, yaitu: sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai pelarut, sebagai pelumas dan bantalan, sebagai media transportasi dan sebagai media eliminasi sisa metabolisme.

Air dinyatakan esensial karena tubuh kita tidak dapat menghasilkan air untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh sebab itu, air harus diperoleh dari luar tubuh. Sayangnya, air seringkali terlupakan sebagai zat gizi yang penting bagi tubuh.

Air dinyatakan esensial karena tubuh kita tidak dapat menghasilkan air untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Tubuh tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya akan air sehingga kebutuhan akan air perlu dipenuhi oleh manusia dengan asupan air yang cukup. Dalam dua dekade terakhir tampak perkembangan kebijakan dan program tentang air minum yang menggembirakan di Indonesia.

Pertama, adanya pesan Kementerian Kesehatan tentang anjuran minum air tahun 1994 yaitu ”Minumlah air dalam jumlah yang cukup dan aman”. Dalam pedoman ini, orang dewasa Indonesia disarankan mengkonsumsi air minum sebanyak 2 liter atau 8 gelas per hari untuk menjaga kesehatan tubuh serta mengoptimalkan kemampuan fisiknya.

Pesan serupa juga direkomendasikan dalam Pedoman Gizi Seimbang yang baru tahun 2014 yaitu mengganti kata air dengan air putih sehingga pesan menjadi: “Minum air putih dalam jumlah yang cukup dan aman”.

Kedua, adanya Undang-undang tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum sebagai penyempurnaan dari Permenkes Nomor 907/SK/VII/2002.

Ketiga, untuk pertama kalinya dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi direkomendasikan tentang kebutuhan air minum bagi Indonesia yaitu 0,8 - 2,8 liter per hari, tergantung jenis kelamin, aktivitas, dan suhu lingkungan. Adapun yang keempat, adanya Tumpeng Gizi Seimbang yang baru yang memvisualisasikan anjuran kebutuhan minum air 8 gelas sehari.

Faktanya meskipun ada perkembangan pesat terkait kebijakan air minum, tetapi sebagian masyarakat masih kurang mengkonsumsi air dibandingkan kebutuhannya.

Sebagian masyarakat masih kurang mengkonsumsi air dibandingkan kebutuhannya. The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkap bahwa 46,1% subyek yang diteliti mengalami kurang air ringan.

The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkap bahwa 46,1% subyek yang diteliti mengalami kurang air ringan. THIRST juga mengungkap prevalensi kurang air ringan pada daerah dataran rendah yang panas lebih tinggi ketimbang di dataran tinggi yang sejuk.

Ironisnya, enam dari setiap 10 subyek yang diteliti tidak mengetahui bahwa diperlukan minum lebih banyak bagi ibu hamil, bagi ibu menyusui, bagi orang yang berkeringat, dan bagi orang yang berada dalam lingkungan atau ruang dingin. Hanya sekitar separuh dari subyek orang dewasa dan remaja yang mengetahui kebutuhan air minum sekitar 2 liter sehatri.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air berdampak buruk terhadap kesehatan atau meningkatkan resiko kejadian berbagai penyakit seperti sembelit, kram, batu ginjal, infeksi saluran kemih dan lain-lain.

Selain itu juga berdampak buruk pada stamina, daya ingat, dan kecerdasan. Kurang air dapat menurunkan stamina, produktivitas kerja, dan bahkan meningkatkan resiko kecelakaan kerja.

Kurang air 1% berat badan mulai mengganggu kerja otak dan kemampuan berpikir dan kurang air 2% berat badan menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat . Hal ini akan berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikan anak.

Lebih dari itu, kurang air umumnya disebabkan kurangnya asupan air yang diperoleh dari minuman. Dampak buruk kurang minum seperti juga halnya dampak buruk kurang makan, harus dicegah secara bersamaan dalam konsep gizi seimbang secara utuh.

Meskipun pesan “Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya” telah lama menjadi kampanye gizi seimbang yang dimuat dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) oleh Kementerian Kesehatan, masih diperlukan upaya yang lebih sistematik dan berdaya ungkit besar untuk mensosialisasikan pesan ini dan mengatasi masalah kurang air.

Dalam mencegah masalah kurang air dan dampak buruk tersebut, peran pembuat kebijakan,pengelolaan program, organisasi profesi terkait, tenaga pelayan kesehatan, guru, orang tua, dan masyarakat amatlah penting.

Sesungguhnya pengaturan asupan air yang baik dan benar dapat mencegah atau mengurangi risiko berbagai penyakit dan turut berperan dalam proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu berbagai tenaga dan calon tenaga profesi kesehatan dan kedokteran perlu mengetahui pengaturan asupan air yang baik dan benar. Selamat Hari Air Sedunia 22 Maret!

*Sumber: kumparan.com