Air Sumur Mulai Berkurang, Senori Terancam Kekeringan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Kekeringan masih menjadi momok warga Senori, Kabupaten Tuban, memasuki musim kemarau. Tidak jarang, wargapun rela mencari air bersih meski harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air.

Beberapa Kepala Desa di daerah berpotensi kekeringan, ketika dikonfirmasi blokTuban.com, Minggu (27/8/2017) mengatakan, sejauh ini tanda-tanda kekeringan sudah mulai tampak. Hal itu dibuktikan dengan beberapa sumur warga yang mulai berkurang debit air yang keluar.

"Sepanjang jalan desa, sumber air dari sumur jubin maupun bor sudah mulai nitek (berkurang)," kata Kepala Desa Wangluwetan, Senori, Elmi Hayati, Minggu (27/8/2017).

Meski telah menyusut debit sumber air, Srikandi Wangluwetan itu menyebut, sepuluh hari ke depan warga cukup aman. Sebab, warga masih bisa mendapat kebutuhan pokok untuk minum, mandi, dan mencuci, meskipun tidak banyak.

"Insya Allah untuk 10 hari ke depan masih aman," tegas Sarjana Pendidikan Guru PAUD Universitas ternama di Tuban itu.

Di tempat lain, Kepala Desa Wanglukulon, Shoim mengaku, jika desanya menjadi daerah langganan kekeringan. Kendati begitu, sampai hari ini belum ada warga yang melapor jika terdampak bencana kekeringan.

"Untuk tahun kemarin, kita termasuk desa yang kekurangan air. Namun sampai hari ini, Minggu (27/8/2017) stok air masih aman," beber Shoim ketika diwawancarai wartawan media ini.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Tuban telah merilis data beberapa kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan. Di antaranya, adalah Kecamatan Senori yang beberapa tahun terakhir menjadi langganan kekeringan.

Data yang dihimpun blokTuban.com, menyebutkan, saat ini daerah yang berpotensi kekeringan ada di delapan desa, di antaranya Desa Sidoharjo, Wangluwetan, Wanglukulon, Sendang, Jatisari, Medalem, Leran, dan Kaligedhe.[rof/col]