Nisfu Sya'ban Ajang Doa dan Konsolidasi

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Nisfu Sya'ban merupakan peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (Sya'ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban di dunia Arab, dan sebagai Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India. Kemudian Nama-nama ini diterjemahkan menjadi malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan.

Sebagai masyarakat seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah. Bahkan di beberapa daerah, malam ini juga merupakan malam ketika nenek moyang yang telah wafat diperingati.

Berdasarkan informasi yang diterima blokTuban.com, Sya'ban juga merupakan bulan yang di dalamnya terdapat berbagai peristiwa bersejarah. Peristiwa berpindahnya arah kiblat dari Masjidil Aqsha Palestina menuju Kabah (QS al-Baqarah: 144) terjadi di bulan Sya'ban. Turunnya ayat yang menganjurkan untuk membaca shalawat (QS. al-Ahzab: 56) di bulan Sya'ban, dan diangkatnya catatan amal manusia juga di bulan Sya'ban.

Menjadi tradisi umat Islam Indonesia, menghidupkan kegiatan Nisfu Sya'ban atau pertengahan bulan Sya'ban dengan ibadah. Pada malam Nisfu Sya'ban, umat Islam biasanya membaca Surat Yasin sebanyak 3 kali yang dilanjutkan dengan berdoa.

Tidak ingin melewatkan kesempatan itu, bukan hanya di malam hari, siang hari pun Pemerintah Desa Wangluwetan, Kecamatan Senori, Tuban bersama warga dan pendamping desa dan pendamping lokal desa P3MD memperingati Nisfu Sya'ban, Kamis (11/5/2017) di kantor desa setempat.

Sejak pagi, lantunan ayat suci Alqur'an terdengar riuh hingga siang ini menggema dari dalam pendopo. "Dalam rangka Nisfu Sya'ban Pemerintah Desa (Pemdes) Wangluwetan mengadakan Tahtimul Qur'an untuk menjaga tradisi yang sudah bertahun-tahun," ujar salah seorang perangkat desa setempat, Zaenal Arifin, Kamis (11/5/2017).

Di kantor desa para jamaah menghatamkan Alqur'an dan memanjatkan doa bersama. Kegiatan dilanjut dengan hajatan atau tumpengan. Kemudian nanti malam diisi dengan bacaan surat Yasin dan kupatan (Beratan).

"Setelah acara Tahtiman (Khotmil Qur'an) selesai, jamaah mengeluarkan daun pisang yang isinya nasi untuk dimakan bersama," terangnya.

Selain itu, kegiatan juga diisi dengan kegiatan konsolidasi antara perangkat desa dan pendamping desa. Dengan harapan, menghidupkan tradisi yang di kolaborasi dengan kegiatan keagamaan yang berimbas pada kemajuan desa dan masyarakat.

"Kegiatan ini untuk mendekatkan diri pada pencipta, sekaligus juga uri-uri adat istiadat dengan di masuki kegiatan rohani," tandasnya.

Sementara satu diantara pendamping desa, Fahrur Rozi menilai hal ini sebagai kegiatan positif yang perlu dilestarikan sebagai potensi desa. Sebab hal ini bisa dijadikan kekayaan budaya setempat yang dikolaborasikan dengan ajaran agama.

"Ini sebagai keberagaman budaya dan kegiatan seperti ini bisa diikuti oleh desa yang lain," tutur Fahrur.

Peringatan Nisfu Sya'ban di Wangluwetan bersama perangkat desa dan warga itu disebut sebagai inovatif. Sebab, di desa harus imbang antara kegiatan desa dengan kegiatan keagamaan yang bisa dijadikan pendampingan pemberdayaan masyarakat.

"Kegiatan ini bisa jadi media mendekati masyarakat agar bisa terdampingi untuk hidup lebih maju, sesuai program pemerintah," pungkasnya.[rof/ito]