Suroso, Seperempat Abad Bergelut dengan Anyaman Bambu

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Anyaman merupakan salah satu jenis dari berbagai macam hasta karya yang anda di Indonesia. Salah seorang yang akrab dengan pekerjaan tersebut salah satunya adalah Suroso. Pria yang lahir 59 tahun silam itu sudah seperempat abad menggeluti kreasi anyaman bambu.

Dengan alasan sebagai mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, selain dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat rumah tangga, di tangan kreatif suami Baroroh itu bambu digunakan sebagai anyaman kreatif. Anyaman olehnya bisa dibuat dari bahan yang hemat, tapi bisa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang memiliki banyak manfaat dan juga nilai ekonomis yang tinggi.

“Sudah berjalan sekitar 25 tahun, saya memanfaatkan bambu sebagai bahan anyaman. Berbagai barang rumahan dari anyaman bambu seperti keranjang dan sesek (dinding bambu) jadi sumber rezeki,” terang Suroso di sela-sela mengirat atau membelah bambu, Rabu (1/2/2017).

Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya para petani. Oleh karena itu, tidak heran bila ia mengembangkan usaha rumahan membuat usaha kerajinan tangan dari anyaman bambu.

Dengang modal Rp8.000 per batang, Suroso membeli bahan bambu dari para tetangga. Setelah terkumpul banyak, ia bawa pulang untuk dipotong sesuai ukuran. Bambu yang akan digunakan untuk membuat anyaman harus memiliki serat yang panjang dan kuat.

“Ketika akan digunakan untuk keranjang maupun sesek, bambunya harus benar-benar tua dan lurus,” ucapnya dengan tersenyum.

Setiap bambu mempunyai peran utama masing-masing pada jenis produk anyaman tertentu. Untuk memperoleh sesek yang bagus maka satu batang bisa dibelah menjadi ukuran panjang 240 centimeter x lebar 5 centimeter. Setelah terbentuk potongan-potongan tersebut, Suroso mulai membelah lagi menjadi enam lapisa yang tipis agar bisa dianyam.

Dalam satu hari Suroso bisa menghasilkan sepasang keranjang dan sebuah sesek dengan ukuran panjang 240 centimeter dan lebar 170 centimeter. Diungkapkan Suroso, dari hasil buah tangannya ia bisa menerima uang Rp20.000 dari sepasang keranjang dan Rp20.000 dari sebuah sesek.

“Untuk memasarkan saya tidak perlu keluar rumah, sebab sudah ada yang mengambil sendiri,” pungkas Suroso.[rof/col]