Pupuk Langka, Harga Selangit, Petani Menjerit

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Petani di wilayah Kecamatan Jatirogo menjerit, lantaran terjadi kelangkaan pupuk menjelang pemupukan tanam rendeng pada bulan November ini.

Ketua kelompok tani Sido Makmur Sadang, Sarilan mengaku, di desanya petani tidak bisa mendapatkan pupuk di kios resmi. Padahal, gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang menjadi induk organisasi petani di desanya sudah melakukan koordinasi dengan pemilik kios resmi.

"Setiap bulan kita sudah mengajukan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) ke kios resmi, tapi masih saja saat ini langka," terang Sarilan, Jum'at (25/11/2016).

Keluhan petani di Desa Sadang itu cukup beralasan, lantaran kelangkaan pupuk setiap musim tanam rendeng kerap terjadi. Oleh karena itu, dia meminta distributor dan pengecer pupuk agar menjaga stok dikala tanam serentak. Selain itu kata Sarilan, sangat tidak efisien jika satu toko resmi harus menjatah petani dua bahkan tiga desa.

"Padahal setiap beli petani tidak hutang, tapi kenapa pupuk masih sulit," tandasnya.

Sementara Subandi, Kepala Dusun (Kadus) desa setempat, ketika dikonfirmasi blokTuban.com membenarkan, jika pupuk di Sadang langka. Bahkan Menurut dia, kabar kelangkaan bukan di Sadang saja, tetapi juga di seluruh desa se-Kecamatan Jatirogo.

"Di Jatirogo tidak ada pupuk," singkatnya.

Data yang dihimpun blokTuban.com di lapangan, kelangkaan pupuk tersebut mengakibatkan harga jualnya selangit. Harga eceran pupuk bersubsidi ke petani yakni, SP36 Rp115.000/sak, Ponska Rp125.000/sak, Urea Rp115.000/sak, dan organik Rp20.000/sak.

"Anehnya, jika kita beli di toko resmi ketika meminta nota tidak diberi. Jikalau diberi, itupun tidak sesuai harga jual, tetapi ditulis sesuai harga eceran tertinggi," pungkasnya. [rof/rom]