Swasta Boleh Bangun Kilang, Apakah Jadi Saingan Pertamina?

Reporter: -

blokTuban.com - Menteri ESDM Ignasius Jonan baru saja menandatangani Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri oleh Badan Usaha Swasta (Permen ESDM 35/2016).

Berdasarkan Permen ESDM 35/2016 ini, swasta diizinkan membangun kilang minyak. Kilang bukan lagi monopoli PT Pertamina (Persero). Tujuannya ialah menekan impor BBM yang saat ini sudah mencapai 800.000 barel per hari (bph) atau 50% dari kebutuhan nasional.

Tetapi menurut perhitungan Pertamina, dengan adanya 4 proyek modifikasi kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) dan 2 proyek pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) yang mereka jalankan, di 2023 Indonesia sudah 'swasembada' BBM.

Pada 2022, Pertamina menargetkan kapasitas kilang minyak mereka sudah 2 juta bph. Kapasitas akan terus ditambah hingga mencapai 2,6 juta bph pada 2030.

Jika ada kilang swasta, apakah produksi BBM di dalam negeri tidak berlebihan? Apakah kilang swasta akan jadi saingan kilang Pertamina? Akan dijual ke mana kalau produksi di atas konsumsi BBM nasional?

Terkait hal ini, Jonan berpendapat bahwa pasar untuk kilang swasta masih sangat terbuka, tidak perlu berebut pasar dengan Pertamina. Sebab, konsumsi BBM di dalam negeri terus naik, meningkat 1,5 kali lipat pertumbuhan ekonomi per tahun.

Surplus produksi BBM bisa diekspor ke negara-negara tetangga yang berstatus importir BBM.

"Indonesia mestinya bisa ekspor juga. Kebutuhan dalam negeri pasti tumbuh. Pertumbuhan energi pasti lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, 1,5 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi. Dihitung saja sekarang kebutuhan kita 1,6 juta bph," ujar Jonan dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Menurutnya, pasti ada peluang pasar. Pemilik kilang harus jeli, kalau tak bisa dijual di dalam negeri maka harus dicari pasar ekspor.

"Intinya yang mau bangun refinery di Indonesia, ekspor silakan, buka SPBU sendiri silakan. Anda kan bukan pengusaha kilang, nggak tahu jualnya ke mana. Namanya orang bisnis harus ada akalnya," pungkas Jonan.

Sumber: https://finance.detik.com