Kembangkan Rias Saat Usaha Gembol Suami Sepi

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Bisnis rias dan penyewaan pakaian adat tengah menjamur di masyarakat. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pakaian istimewa yang akan digunakan pada event tertentu turut mendukungnya. Alasan lain, banyaknya kegiatan yang mengharuskan pesertanya menggunakan pakaian khusus dan make up juga andil di dalamnya.

Misalnya dalam event peringatan HUT Kemerdekaan RI. Dipuncak peringatannya, banyak masyarakat menggunakan pakaian khas dari berbagai daerah untuk meramaikan karnaval. Pemerintah membebaskan masyarakat untuk menggelar pawai budaya dengan berbagai macam tema, dan itu salah satu kesempatan yang bisa diambil oleh jasa rias maupun sewa kostum budaya.

Momen seperti ini menjadi kesempatan menguntungkan bagi pelaku usaha penyewaan pakaian dan tata rias. Umumnya mereka kebanjiran order, lantaran banyak orang yang membutuhkan pakaian budaya dari seluruh pelosok negeri.

Suratmi (46) misalnya. Pemilik sanggar rias di Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban ikut kebanjiran order. Menurutnya, semenjak banyak acara yang bertemakan budaya, para pelaku usaha pun semakin naik daun.

Kebutuhan pakaian khusus tidak hanya saat acara pernikahan saja, tetapi juga pada peringatan hari-hari besar.

“Tidak hanya sebatas di Jatirogo, ketika musim tujuh belasan seperti ini, saya juga merias hingga Rembang dan Bojonegoro,” kata Suratmi kepada blokTuban.com, Sabtu (3/9/2016).

Banjir orderan sangat berarti bagi pelaku usaha kecantikan tersebut. Hasilnya pun cukup membantu pertumbuhan ekonomi di keluarganya. Selain itu, memperhatikan kualitas pakaian yang disewakan harus jadi prioritas utama kelangsungan usaha. Agar kualitas tetap terjaga, istri dari seniman ukir gembol ini sangat berhati-hati dalam perawatan.

"Sejak usaha ukir gembol suami mulai sepi, saya harus bisa cari suntikan dana rumah tangga dari usaha lain," pungkas Suratmi. [rof/rom]