Panen Kedua, Petani Jual Jeruk Sistem Tebas

Reporter : Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Tanah kering dengan lapisan berbatuan yang menyusun tanahnya hampir tidak dapat ditemui tanaman apa-apa kecuali semak belukar. Itulah gambaran tanah yang berada di Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tepatnya ada di Desa Mulyoagung yang menjadi kebun jeruk. 

Tanah persil yang ada di Desa Mulyoagung hampir sama dengan di Desa Mulyorejo. Para petani menanam jeruk dengan sistem tumpangsari. Bowo, petani jeruk asal Dusun Ngemplak, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan mengatakan, Ada sekitar 20 warga di desanya yang menjadi petani jeruk.

"Di bawah jeruk masih ada tanaman jagung. Hasilnya juga tak berkurang, bahkan tampak hijau dan subur," ungkap pemilik jeruk 1/2 hektar tersebut.

Ketua RT. 01 RW. 07 Dusun Ngempalak, Desa Mulyoagung, Khafid menambahkan, ada sekitar 10 hektar tanaman jeruk di ladang petani setempat. Dan kali ini memasuki panen kedua.

"Musim panen diperkirakan puncaknya pada bulan Ramadhan yang akan datang. Namun sebagian sudah ada yang di jual ditempat (tebas) kepada pembeli asal Jatirogo," tutur pak RT kepada blokTuban.com, Selasa (24/5/2016).

Berfariasi harga yang didapat petani. Tergantung pada luas tanamannya. "Ada yang dibeli empat juta dan ada yang dua juta," pungkas pria fans berat band DEWA 19 tersebut. [Rof/]