Talok, Tempe Legendaris dari Tuban Selatan

Siapa yang tidak pernah mengenal tempe? Olahan makanan berbahan dasar kedelai dengan harga terjangkau. Meski tergolong makanan murah dan sederhana, terdapat juga kandungan gizi cukup tinggi. Selain itu penikmat berasal dari beragam latar belakang.

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Satu sudut, di Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, terdapat sentra olahan produksi tempe. Warga menyebut produksi dari tempat ini dengan nama Tempe Talok. Nama Talok, diambil dari nama dusun yang menjadi sentra produksi tempe di Desa Sidokumpul. Tempe Talok sudah terkenal selama puluhan tahun di kawasan Tuban selatan. Yakni Kecamatan Bangilan, Senori, Senori, Singgahan, dan Kecamatan Parengan.

"Orang sini tidak puas kalau tidak makan tempe Talok, sudah terkenal sejak dari dulu," kata salah satu pedagang tempe asal Desa Jatisari, Kecamatan Senori, Istihar, kepada blokTuban.com.

Istihar menambahkan, tempe Talok mempunyai daya tahan lebih kuat dibandingkan produksi dari tempat lain. Makanan ini juga mempunyai rasa yang lebih gurih dibandingkan tempe biasa. Sebab, sejak dari bahan baku berupai kedelai telah dipilih yang bagus. Juga ketika membersihkan, merebus, sampai dengan membugkus.

Mencari sentral pembuat tempe Talok bukan perkara sulit. Masyarakat bisa langsung menuju ke kantor Kecamatan Bangilan. Sampai ditempat ini, tempuh rute ke arah selatan, tepatnya di ruas jalan penghubung Kecamatan Bangilan menuju Kecamatan Senori. "Jaraknya sekitar satu kilometer dari kantor kecamatan, di pinggir jalan sudah bisa ditemui banyak pembuat tempe," kata Rofiq, salah satu warga menunjukkan lokasi pembuatan tempe Talok.

Pembuat tempe Talok diantaranya keluarga Sulistiyani (50) di RT 02/RW 05, Dusun Talok, Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan. Ketika ditemui, Sulistiyani menceritakan kalau usaha yang ditekuni merupakan warisan turun temurun. "Saya adalah generasi kedua, mulai memegang usaha tempe sejak awal tahun 2000 lalu," jelas Sulistiyani.

Awalnya, tempe Talok kurang dikenal masyarakat dan konsumen luas. Bahkan, di awal tahun 2000 dia hanya mampu menghabiskan bahan kedelai sekitar 2 kilogram. Tetapi, lambat laun usahanya berjalan pesat setelah masyarakat tahu kualitas tempe yang dihasilkan. Sehingga, sekarang dia bisa menghabiskan 325 kilogram kedelai hanya dalam kurun waktu satu hari.

Tempe-Talok-2
 
Dengan dibantu enam orang karyawan, hari-hari biasa produksi bisa menghasilkan tempe sebanyak 4.000 bungkus, dan tahu dengan jumlah 6.048 biji sekali produksi. "Jumlah ini pada hari biasa, terkadang di hari tertentu permintaan justru bisa lebih banyak lagi," tegasnya.
 
Untuk pemasaran, kata Sulis, panggilan akrabnya, biasanya sudah ada yang mengambil sendiri ke rumah, terutama para tengkulak dari Bangilan. Tidak hanya itu, dan ada juga yang dari kecamatan lain seperti Singgahan dan Senori.

Produsen tempe Talok selalu menjaga kualitas dari waktu ke waktu. Sebagai pembeda tempe dari tempat lain, dan juga menjaga kepercayaan konsumen. Beberapa hal yang selalu dilakukan produsen, agar tempe mempunyai warna putih menarik, lebih tahan lama, tapi tetap tidak mempegunakan bahan kimia dan obat berbahaya. Diantaranya adalah dengan pemilihan bahan murni kedelai dengan kualitas super, tidak mempergunakan bahan pengawet, juga tidak mempergunakan tambahan ampas tahu seperti yang selama ini dikenal.

Perbedaan tempe Talok dibandingkan tempe pada umumnya, yakni bisa kuat sampai dua hari dengan warna tetap putih dan rasa enak. Tapi, kalau tempe biasanya warnanya berubah hitam hanya dalam tempo satu hari satu malam.  

Tempe-Talok-3

Tempe Gurih, Warisan Nenek Moyang

Kepala Desa (Kades) Sidokumpul, Kecamatan Bangilan, Triswanto, membenarkan kalau desa yang dia pimpin merupakan sentra pembuatan tempe Talok. Terkenal di lidah konsumen dengan kualitas tinggi dan rasa gurih. Saat ini, ada sekitar 50 industri rumahan pengrajin tempe yang dijalankan untuk memutar ekonomi keluarga.

"Sidokumpul adalah desa industri tempe skala rumah tangga yang terdapat di Kecamatan Bangilan. Usaha ini dikelola oleh masyarakat rumahan, dan dikembangkan dengan bantuan beberapa orang karyawan," kata Triswanto.

Ditambahkan, industri tempe Talok, Sidukompul, adalah salah satu penyuplai tempe terbesar minimal di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bangilan, Senori, dan juga Kecamatan Singgahan. Kualitas dan rasa tempe ini menjadi salah satu alasan kenapa tetap eksis dan digemari sampai sekarang.

Dia menambahkan, kalau produksi tempe sudah berjalan turun temurun di Desa Sidokumpul. Saat ini, akan diusahakan agar produksi tetap terjaga dan juga dikembangkan. "Tidak ada yang bisa menandingi rasa tempe Talok, gurih dan enak itu warisan nenek moyang kami," sambungnya Triswanto berpromosi. [pur/mad]