Jangkar, Kemungkinan Peninggalan Zaman Portugis

Reporter: Moch Sudarsono

blokTuban.com - Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) museum Kambang Putih, Kabupaten Tuban, menjelaskan terkait penemuan jangkar yang ditemukan masyarakat Desa/Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Memang sebagian masyarakat selama ini mengaitkan penemuan jangkar tersebut sebagai bentuk peninggalan dari Kapal Laksamana Cheng Ho atau yang dikenal dengan Dampu Awang.

Ditemui di museum oleh blokTuban.com melalui bimbingan edukatif, Rony Firman Firdaus, mengatakan jika dicermati bahwa jangkar tersebut sebenarnya lebih pada arsitektur peninggalan eropa, tepatnya pada zaman Portugis. Dimana kita ketahui bahwa zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka, kapal dagang bangsa eropa telah melakukan kegiatan perdagangan di Indonesia, apalagi dulunya Kabupaten Tuban ini adalah salah satu daerah pantai yang memiliki pelabuhan internasional.

"Kalau kita mengacu kepada legenda Dampu Awang, maka pikiran kita akan bertolak ke Kabupaten Rembang, karenanya Dampu Awang adalah legenda masyarakat Rembang yang konon pada zaman dahulu sempat berperang dengan Sunan Bonang, bahkan di Rembang pun sekarang ada pantai yang diberi nama Dampu Awang beserta Jangkarnya," jelas Rony.

Lebih lanjut, bahwa di museum Kambang Putih ini juga terdapat dua jangkar berukuran besar, yang sama-sama diperoleh dari Kecamatan Bancar, mungkin juga sama dengan jangkar yang ada di Bancar sekarang, yang dikaitkan dengan legenda Dampu Awang tersebut, kedua jangkar ini sudah ada sejak museum berada di kompleks Pendopo Kridha Manunggal yang berdiri pada tahun 1984.

Dengan berbagai pertimbangan, salah satu alasannya adalah kurang strategisnya museum ketika berada di kompleks Pendopo, akhirnya pada tahun 1996 museum dipindahkan ke tempat yang lebih strategis, yakni di sebelah selatan Alun-alun Kota.

Bahkan pada saat pembangunan berlangsung, kedua jangkar tersebut sempat lalai dari pengawasan pihak museum, sehingga jangkar berada di Dinas Pekerjaan Umum antara tahun 2008 sampai tahun 2013, akhirnya pada tahun 2013 pihak museum mengambilnya kembali, untuk keperluan koleksi dan pengamanan barang peninggalan sejarah.

Untuk kepercayaan yang berkembang di masyarakat terkait jangkar tersebut, kita tidak bisa membendung ataupun menghentikan dengan cara yang cepat, namun pihaknya menyatakan kesiapan akan melayani setiap orang yang mau berkonsultasi terkait peninggalan barang-barang peninggalan bersejarah. [nok/mu]