Hepatitis B Banyak Ditularkan Ibu ke Anak
Hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara sekitar 18 juta penduduk Indonesia.
Hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1% atau setara sekitar 18 juta penduduk Indonesia.
Sebanyak 35.757 bayi lahir dengan hepatitis B di Indonesia pada tahun 2022. Secara umum, penularan hepatitis B, C, dan D terjadi secara vertikal langsung dari Ibu ke anak, dari cairan tubuh (air ludah, cairan sperma) dan aktivitas seksual tidak aman, menggunakan tindik atau tato, maupun penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba.
Penyakit hepatitis ialah peradangan yang terjadi pada organ hati atau liver. Sebab itu sebelum hal tersbeut terjadi, patutnya menjaga kesehatan tubuh.
Pemerintah akan melakukan percontohan pemberian antivirus pada ibu hamil. Hal itu guna mencegah terjadinya transmisi virus hepatitis B dari ibu ke anak.
Kasus hepatitis akut ini tersebar di 22 provinsi se-Indonesia. Berdasarkan keterangan resmi Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril mengatakan Kemenkes telah memeriksa 91 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia. Dari jumlah tersebut 35 di antaranya probable, 7 pending, 49 discarded.
Kasus hepatitis akut sudah ditemukan di sejumlah wilayah di Indonesia, namun hingga saat ini kasus tersebut belum ditemukan di Kabupaten Tuban, Sabtu (14/5/2022).
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A menyebutkan bahwa dugaan awal penyakit hepatitis akut disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll, Senin (9/5/2022).
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) telah menunjuk antara lain Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen.
Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur rentang minggu I – minggu 17 Tahun 2022 (per 4 Mei 2022), telah ditemukan 114 kasus suspect hepatitis akut di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada minggu ke-14 hingga minggu ke-17 cenderung mengalami kenaikan.
Masyarakat di Indonesia diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit hepatitis akut setelah wabah virus Covid-19. Dalam dua pekan terakhir, hepatitis dinyatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).