Mengubah Nasib Buruk, Rahasia Keberuntungan dalam Hidup

Reporter : Dwi Rahayu 

blokTuban.com - Keberuntungan terjadi karena sifat Tuhan yang akurat, presisi, matematis, tidak berpihak, dan tidak memilih-milih. Tugas kita adalah mempelajari dan memahami bagaimana hukum alam semesta ini bekerja agar kita dapat menciptakan keberuntungan dan menghindari kesialan.

Dilansir dari primbon.com bahwa ilmu fisika kuantum telah membuktikan bahwa di level kuantum, lebih kecil dari atom, tidak ada benda padat. Semua benda sebenarnya terdiri dari ruang hampa. Materi bersifat konstan namun terputus, dan perilaku partikel selalu berubah dari padat menjadi getaran dan sebaliknya.

Filsafat timur mempercayai bahwa segala sesuatu dalam alam semesta ini adalah "Kekosongan Besar," dan hal ini dapat dibuktikan. Kekosongan tersebut adalah keterbatasan kemampuan manusia dalam menangkap fenomena energi. Meskipun tidak terlihat, virus dan bakteri yang berseliweran di depan mata tidak bisa tertangkap oleh mata manusia. Hanya karena sesuatu tidak terlihat, bukan berarti itu tidak ada.

Ruang kosong di antara atom dan inti atom bukanlah sesuatu yang benar-benar kosong. Semuanya adalah medan energi yang sangat intens namun tidak terlihat oleh mata manusia sehingga dianggap kosong. Teknologi foto Kirlian dapat membuktikan hal ini dengan memperlihatkan aura manusia dan jejak energi yang masih utuh meskipun bagian tubuhnya telah diamputasi.

Aura adalah salah satu bentuk dari medan energi yang ada pada manusia. Ilmu pengetahuan telah mengembangkan teknologi seperti EEG (Electro Ensefalografi) untuk mengukur gelombang otak manusia, yang terdiri dari kategori Beta, Alpha, Theta, dan Delta.

 

BUKAN KEBETULAN

Penjelasan ilmu fisika juga dapat memberikan gambaran tentang bagaimana hukum alam semesta beroperasi. Umumnya, orang menganggap keberuntungan sebagai sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tiba-tiba, dan tidak dapat direncanakan. 

Meskipun ada kebenarannya, semua itu tidak mutlak benar. Keberuntungan bukanlah sesuatu yang acak, kebetulan, atau sembarangan. Ada hukum yang mengatur munculnya keberuntungan dan kemalangan yang pastinya tidak terlepas dari sifat Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Akurat perhitungannya. 

Tidak ada kejadian yang bersifat kebetulan di dunia ini. Segala sesuatu terjadi berdasarkan sifat keadilan Tuhan yang akurat, presisi, matematis, tidak memihak, dan tidak memilih kasih. Tugas manusia adalah belajar dan memahami bagaimana cara kerja hukum alam semesta. 

Seperti yang dijelaskan tentang hukum kekekalan energi, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini hanyalah manifestasi dari energi. Kehidupan manusia juga adalah manifestasi dari energi. 

Kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, dan keberuntungan juga merupakan manifestasi dari energi. Karena segala sesuatu adalah manifestasi dari energi, sangat penting bagi kita untuk mengelola dan mengatur energi yang ada dalam diri kita untuk menciptakan kebaikan dalam hidup kita, bukan untuk merusaknya. 

Segala sesuatu di alam semesta ini memiliki energi, termasuk benda mati yang sebenarnya juga memiliki energi.

 

SUMBER ENERGI

Manusia memiliki berbagai jenis energi yang dibedakan berdasarkan cara penggunaannya untuk menggerakkan dan mengarahkannya. Ketika energi tersebut mengalir melalui tubuh fisik, disebut sebagai energi fisik. 

Saat diarahkan melalui perasaan, disebut energi emosional. Ketika digerakkan melalui pikiran, disebut energi mental. Dan jika energi tersebut bergerak melalui saluran kejiwaan, disebut sebagai energi spiritual. 

Semua energi ini memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing. Alam semesta ini diciptakan dan digerakkan oleh Energi Ilahi. Tuhan adalah sumber dari semua energi dan materi di alam semesta ini. 

Tuhan juga merupakan tujuan dari segala pergerakan energi dan materi di alam semesta ini. Tanpa Tuhan, tidak akan ada apapun. Tuhan adalah tempat bergantung bagi segala sesuatu. 

Tuhan menggerakkan seluruh alam semesta ini melalui serangkaian hukum yang dapat disebut sebagai Kecerdasan Universal. Kecerdasan universal ini berfungsi sebagai perpanjangan tangan Tuhan dalam segala hal dan peristiwa yang terjadi di alam, termasuk datangnya keberuntungan atau kemalangan dalam kehidupan kita. Dalam tradisi sufisme, alam semesta dipercaya tercipta dari pikiran Tuhan. 

Pikiran Tuhan menciptakan dan menggerakkan segala sesuatu, dan esensi ini sebenarnya terdapat dalam diri manusia, sehingga manusia disebut sebagai khalifah Tuhan di bumi.

 

TAK BERWUJUD

Dalam konsep metafisika, disebutkan bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari yang tak terwujud. Segala sesuatu pertama kali ada dalam bentuk kesadaran sebelum kemudian muncul dalam bentuk fisik. 

Hal ini dapat diibaratkan seperti seorang arsitek yang merancang sebuah gedung atau rumah. Sebelum mulai membangun, ia membayangkan dalam imajinasinya bagaimana bentuk gedung atau rumah tersebut akan menjadi. 

Setelah itu, ia membuat blue print atau sketsa bangunan tersebut. Tanpa gambaran dalam batin, arsitek tidak akan bisa mewujudkan proyeknya. Dr. John Hagelin, seorang ilmuwan fisika kuantum, menjelaskan bahwa mekanika kuantum dan kosmologi kuantum menegaskan bahwa semesta pada dasarnya muncul dari pikiran, dan semua materi di sekitar kita hanyalah pikiran yang telah terwujud. 

Yang nyata berasal dari yang tak nyata. Materi berasal dari energi. Segala sesuatu adalah energi, termasuk pikiran, perasaan, dan jiwa manusia. Apa yang kita pikirkan, rasakan, ucapkan, dan lakukan akan mempengaruhi kehidupan kita, entah itu membawa keberuntungan atau malapetaka. 

Keberuntungan dan malapetaka juga merupakan manifestasi energi. Tak ada yang sia-sia di dunia ini. Semuanya akan berputar dan menciptakan sebuah siklus. Jika Anda ingin keberuntungan selalu menghampiri, jagalah energi pikiran, perasaan, dan tindakan Anda agar selalu positif.

 

MAKIN SIAL

Salah satu dampak negatif dari pikiran adalah kecenderungan munculnya rasa takut dan khawatir, yang bisa berdampak buruk pada nasib seseorang. 

Ketika seseorang merasa takut atau khawatir terhadap sesuatu yang mungkin terjadi, seringkali hal tersebut menjadi kenyataan. Misalnya, ketakutan bahwa keinginan tidak akan terwujud atau kekhawatiran akan terjadi kemalangan, dan hal-hal tersebut benar-benar terjadi. 

Hal ini terkait dengan hukum tarik-menarik, di mana pikiran negatif cenderung menarik hal-hal negatif. Ketika kita merasa takut atau khawatir, kita sebenarnya memancarkan energi negatif yang dapat mempengaruhi diri sendiri dan lingkungan sekitar, menarik hal-hal negatif yang kemudian terjadi. 

Penting untuk selalu menjaga pikiran dan perasaan agar positif, karena hal tersebut akan mempengaruhi energi yang kita pancarkan dan dapat menarik keberuntungan, kebahagiaan, dan kesuksesan ke dalam hidup kita.