Gelar FGD, TPPI Serius Tangani Stunting di Kabupaten Tuban

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Melalui Focus Group Discussion (FGD) pemenuhan gizi, PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) terus berupaya melakukan penanganan stunting yang ada di wilayah Kecamatan Jenu khususnya di wilayah ring satu sekitar kilang. 

Untuk melancarkan progam penanganan stunting ini, PT. TPPI mengadakan kegiatan silaturahmi dengan FGD pemenuhan gizi, yang berlangsung di Bale Rasa Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (28/04/2023).

Acara ini dihadiri langsung oleh General Manager (GM) PT. TPPI Tuban Sugiyo berserta jajarannya, perwakilan Dinas Kesehatan Yuli Setyaningrum, dan Kepala Puskesmas Jenu Dede Kurniawati. 

Selain itu hadir juga Ketua Team Penggerak PKK Desa Remen, Tasikharjo dan Purworejo Bidan Desa Remen, Tasikharjo dan Purworejo, Kader Kesehatan dan Kader Posyandu Desa Remen, Tasikharjo dan Purworejo, total terdapat 65 orang yang hadir. 

GM PT. TPPI Tuban Sugiyo mengatakan, bahwa acara ini sebagai bentuk terima kasih TPPI atas usaha dan perjuangan untuk  penanganan stunting. 

“Terima kasih atas kehadirannya di acara ini, acara ini sebagai bentuk terima kasih PT. TPPI, dan mudah-mudahan selain sebagai tempat silaturahmi juga untuk menambah wawasan terkait masalah kesehatan,” ujar GM PT. TPPI Tuban Sugiyo. 

Sugiyo menambahkan untuk wawasan kesehatan adalah sebuah hal yang sangat penting, tanpa adanya kesehatan manusia tidak akan bisa berkegiatan apapun. 

Untuk kesehatan harus diupayakan, salah satunya dengan memberikan asupan makanan yang bergizi, olahraga, istirahat yang cuku, dan tidak stres. 

Dalam sesi diskusi yang dipimpin oleh PR & CSR Section Head, Taheran Sidik Prabowo sebagai autorized program, pada awal diskusi dipaparkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan FGD tersebut, sebagaimana yang disebutkan dalam tema “ FGD Pemenuhan Gizi dalam Penanganan Stunting melalui Pemberdayaan Masyarakat “ memiliki tujuan program keberlanjutan dari program penanganan stunting oleh TPPI yang telah dijalankan selama ini, yaitu pendampingan dan pemberiam makanan tambahan ( PMT ) melalui posyandu.

FGD kali ini bertujuan untuk mengembangkan program tersebut dengan menitik beratkan pada pencegahan dan penanganan stunting secara mandiri, mulai dari pemantauan kesehatan remaja pra nikah, pemeriksaan kesehatan ibu hamil sampai melahirkan dengan usia balita 2 tahun atau disebut masa emas/golden period, yang mana usia bayi mulai 0 sampai 1.000 hari adalah masa-masa untuk mendapatkan gizi yang cukup khususnya pemberian Protein Hewani. 

Melihat letak geografis ketiga desa yang dekat dengan laut tentu sangat mudah untuk mendapatkan kebutuhan protein hewani tersebut dari ikan laut segar, kita tinggal memberikan sosialisasi kepada masayarakat betapa pentingnya mengkonsumsi ikan laut segar, disamping itu protein hewani juga bisa di dapatkan dari ikan lele, ayam, telur dan susu segar.

"Disinilah perusahaan bermaksud memberdayakan masyarakat agar bisa mandiri dalam mencukupi kebutuhan protein hewani melalui sasaran program pemberdayaan masyarakat dengan memunculkan budidaya lele, budidaya ayam, budidaya ayam petelur dan sapi perah untuk mencukupi kebutuhan susu segar," tutur Taheran. 

Dari paparan maksud dan tujuan FGD tersebut, perwakilan dari kader kesehatan masing-masing desa sangat antusias dan menyambut baik program tersebut dengan menyampaikan tambahan usulan selain pemenuhan protein hewani yang selama ini diberikan melalui pemberian bantuan PMT dengan penyediaan dari luar diubah penyediaannya dari masyarakat sendiri juga diusulkan agar ada bantuan peralatan medis untuk memantau kesehatan remaja, ibu hamil, balita dan manula.

Kecukupan protein hewani mulai dari usia 0 sampai 1.000 hari adalah satu-satunya yang bisa menangani masalah stunting, untuk itu perusahaan berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan puskesmas untuk bersama-sama membuat program dalam mencukupi kebutuhan protein hewani tersebut.

Taheran menambahkan, bahwa program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menangani stunting ini sekaligus sebagai program peningkatan ekonomi masyarakat melalui tambahan penghasilan dari budidaya ternak lele, ayam dan lain-laim. Dari hasil budidaya tersebut nantinya juga dapat dikembangkan sebagai produk unggulan desa dengan cara membuat produk seperti lele crispy yang bisa dijual ditempat-tempat wisata pantai yang ada di desa tersebut. 

"Kesimpulan dari program ini ada 3 yaitu penanganan stunting secara mandiri oleh masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, dan munculnya produk unggulan," kata pria asli Tuban ini. 

Sedangkan Yuli Setyaningrum dari Dinas Kesehatan mengatakan, dengan support PT. TPPI, kasus stunting di Kecamatan Jenu saat ini mengalami penurunan. 

“Saat ini kasus stunting di Kecamatan Jenu mengalami penurunan,” paparnya. 

Ia juga saat mengapresiasi program ini. Sebab, masalah stunting merupakan sebuah persoalan nasional dan menjadi salah satu program pemerintah yang harus ditangani. 

Kepala Puskesmas Jenu Dede Kurniawati berharap agar FGD, menghasilkan kegiatan yang bisa menurunkan stunting. 

“Semoga kegiatan FGD bisa menurunkan angka stunting,” paparnya. 

Wanita yang akrab disapa Dede ini menambahkan bahwa angka stunting di Kecamatan Jenu pada bulan Januari 2023 terdapat 129 kasus, di bulan Februari Februari mengalami penurunan 85 kasus, dan pada bulan Maret mengalami peningkatan lagi menjadi 98 kasus. 

Untuk itu, ia menghimbau agar tetap fokus supaya tidak ada atau timbul anak stunting baru. [Nur/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS