Cerita Legenda dan Sejarah Desa Lerankulon Tuban

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Desa Lerankulon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban yang memiliki tingkat perekonomian cukup tinggi. Sehingga menempati peringkat kedua setelah Desa Karangagung dalam bidang perekonomian di daerah Palang dan sekitarnya.

Setiap desa pasti memiliki sejarah masing-masing, begitu juga dengan Desa Lerankulon yang memiliki legenda pada nama Desa Lerankulon. 

Menurut Munawi (59 tahun) selaku Kasi Kesra Desa Lerankulon mengatakan bahwa asal usul nama Desa Lerankulon berawal dari adanya Siti Fatimah binti Maimun yang sedang bertapa di Goa dan tak lama kemudian terjadi perang antara pasukan Majapahit yang menyerbu Pajajaran.

“Ini dinamakan Desa Leran itu karena pada waktu dahulu ada Siti Fatimah binti Maimun bertapa di sana di Goa Gamprang. Setelah bertapa di situ ada pasukan Majapahit menyerbu Pajajaran yang singgah di sini atau leren. Leren itu berarti istirahat. Dari leren itu kemudian desa ini dinamakam Desa Leran dari kata Leren atau istirahat,” Ujar kasi kesra Desa Lerankulon saat diwawancarai, Kamis (30/3/2023).

Di sisi lain, Desa Lerakulon juga memiliki beberapa peninggalan yang bersejarah yaitu Goa Gaprang, Sumur Wau, dan Makam Proyogati.

Lebih lanjut, Goa Gaprang berada di daerah gunung Lerankulon yang saat ini masih dikelola sebagai batu kapur, sedangkan Sumur Wau dan Makam Proyogati berada di antara perbatasan Desa Leranwetan dan Lerankulon.

“Makam Proyogati itu dinamakan Proyogati karena dulu orang mau ke Tuban itu jalan kaki, dari Lamongan atau dari mana itu dijegati dengan yang namanya Proyo yang dulu itu jadi preman kampung. Nah karena Proyo ini sering membuat rusuh kemudian Proyo ini dikroyok di bunuh warga terus dimakamkan dan makamnya dinamakan Makam Proyogati dari nama Proyo yang sering nyegati,” imbuh pria 59 tahun tersebut.

Kendati demikian, sebagian warga ada yang menganggap bahwa itu bukan Makam Proyogati melainkan Makam Fatimah binti Maimun dan sebagian warga menganggap makam tersebut adalah Makam Proyogati dikarenakan Makam asli Fatimah binti Maimun berada di Gresik.

Desa Lerankulon terdiri dari 5 dusun, yaitu Dusun Layut, Dusun Leran, Dusun Krajan, Dusun Sejuwet, dan Dusun Kedaton. Di mana warga desa ini cukup rukun jika dilihat dari sisi keagamaan yang terdapat beberapa keyakinan mulai dari Islam (Nu, Muhammadiyah, dan LDII) dan sebagian ada Non Islam.

Menurut Faiz salah satu warga asli Lerankulon mengatakan meskipun terdapat beberapa keyakinan, akan tetapi masyarakat Lerankulon terbilang cukup rukun.

“Di sini memang kalo islam itu ada beberapa keyakinan ada yang NU ada Muhammadiyah, dan ada LDII. Jadi kalo Sholat Id Hari Raya itu biasanya beda kalo NU itu di masjid dan kalo Muhammadiyah itu di lapangan, meskipun gitu masyarakatnya tetap rukun,” Jelasnya.

Adapun mata pencaharian desa ini adalah mayoritas petani dan ada yang sebagian besar pedagang dan peternak serta sebagian kecil nelayan. [Lia/Ali]

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS  

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.