Mengenal Keragaman, Budaya dan Bahasa dalam Perspektif Masyarakat

Oleh :  Suhendra Mulia, M.Si. 

blokTuban.com - Nusantara merupakan sebutan wilayah yang saat ini di kenal sebagai negara Indonesia. Nusantara dikenal saat era kerajaan Majapahit. Cakupan wilayahnya menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV (id.wikipedia.org, 2022), daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filiphina. 

Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit. Di era zaman kerajaan merupakan salah satu bagian dari sejarah nusantara dalam mengenal peradaban kebudayaan di Indonesia. 

Kebudayaan lahir dan berkembang dalam sistem kehidupan masyarakat. ilmu seputar kebudayaan dan perilaku manusia (detik.com, 2022) dipelajari dalam Antropologi. Menurut ilmu Antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara belajar. 

Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 

Budaya (id.wikipedia.org, 2022) adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. 

Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

Mohamad Hatta, Wakil Presiden Indonesia pertama  (detik.com, 2022) mengatakan "Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau bukan. 

Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan karena dengan beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakan agama adalah bagian dari pada kebudayaan...".

Herry Yogaswara, Kepala Organisasi Riset  Arkeologi Bahasa dan Sastra menyampaikan bahwa merangkai kebhinekaan melalui pemahaman bahasa, sastra, dan budaya di Nusantara mempunyai nilai sangat penting dan strategis mengingat Indonesia yang bersifat majemuk. Beberagaman bahasa, sastra, budaya, etnik, perilaku masyarakat merupakan modal, bukan kendala ataupun tantangan untuk dikelola dalam satu kekuatan bangsa.

Konflik punya dimensi kebudayaan, salah satu  cara pandang pada nilai-nilai kebudayaan yang memiliki fungsi budaya yang hidup berbagai bahasa yang digunakan masyarakat. Diskusi kebhinekaan diperlukan sebagai ajang edukasi publik bagaimana peran bahasa dan budaya dapat berfungsi untuk mempersatukan masyarakat yang begitu banyak ada di Indonesia.

Ade Mulyanah, Kepala Pusat Riset Bahasa, Sastra dan Komunitas BRIN, menyampaikan bahwa di Indonesia dengan jumlah pulau dan bahasa  yang begitu banyak yaitu 718 menurut badan bahasa, itu merupakan fakta bahwa Indonesia kaya akan keunikan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. 

Banyaknya keunikan maka diperlukan pemahaman budaya, komunikasi antar budaya merupakan proses komunikasi orang yang berbeda baik  ras, etnik, sosial, ekonomi, atau gabungan. Komunikasi antar budaya berkembang dengan perkembangan teknologi memungkinkan ada friksi lintas budaya untuk itu diperlukan pemahaman budaya. 

Ade Mulyanah, juga mengatakan budaya merupakan cara pandang hidup yang berkembang dan dianut  dari generasi yang satu ke generasi lain memiliki perbedaan budaya yang dapat membentuk bingkai keragaman dalam kategori Bhinneka Tunggal Ika. 

Mengacu pada teori Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antar budaya sebagai human flow across national boundaries, sedang Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antar budaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya. 

Mengacu teori tersebut,  komunikasi antar budaya lintas budaya memiliki fungsi penting dalam menjalin hubungan baik nasional, bilateral, maupun multilateral. Komunikasi berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian baik antar suku, etnis, bangsa yang tidak memiliki persamaan dalam pemahaman lintas budaya. 

Seseorang yang menggunakan keselarasan maka akan berhasil komunikasi dari aspek sosial budaya ataupun statusnya.

Rosmah Tami dari UIN Alauddin Makasar, menyampaikan “Ibu Sebagai Agen Perubahan Kebudayaan”. Kata ibu dalam bahasa arab disebut ummun, berarti pemilik cinta kasih yang tulus. Kata kebudayaan diasumsikan berasal dari bahasa sansekerta sebagai bentuk jamak dari kata budhi dan dhaya (akal). Kedua kata membentuk satu kata yakni buddhaya. 

Ki Hajar Dewantara mengartikan budhi dipahami sebagai kemampuan akal sedangkan daya adalah kekuatan yang dimiliki oleh manusia. 

Mulai abad ke-18 kebudayaan mulai dipahami, adanya penggemblengan mental manusia. Kebudayaan erat kaitannya dengan peribuan, karena ibulah yang melahirkan dan mengasuh manusia, ibulah yang menggembleng serta membudayakan manusia melalui bahasa ibu. 

Di masa lalu, ibu dan kebudayaan dalam banyak tuturan perempuan digambarkan sebagai nature yang berarti alam, kodrat atau asal usul, yang digambarkan sebagai pemberi kehidupan, pengasuh, penjaga.

Rosmah juga berpendapat dalam konteks penelitian, ibu digunakan sebagai agen perubahan dalam menanamkan nilai-nilai modern terhadap anaknya. Ibu juga digunakan sebagai mesin untuk memproduksi generasi yang digunakan dalam peperangan atau dalam perkembangan ekonomi. Ibu juga dipaksa menelan obat untuk mengontrol jumlah penduduk.

Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, Peneliti BRIN mengutarakan bahwa bahasa ibu merupakan bahasa yang dikuasai pertama kali oleh seseorang. Bahasa ibu tidak selalu sama dengan bahasa daerah. Bahasa ibu yang digunakan seseorang dapat berupa bahasa daerah dan dapat pula berupa bahasa Indonesia. 

Sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah cenderung menggunakan bahasa ibu sebagai alat komunikasi sehari-hari. Sebagian besar bahasa daerah menjadi bahasa ibu masyarakat yang tinggal di daerah.

Bahasa daerah lazimnya mempresentasikan budaya masyarakat pendukungnya sehingga setiap bahasa daerah pasti menjadi agen kebudayaan suatu masyarakat. Bahasa daerah perlu ditransmisikan kepada generasi penerus agar budaya yang diusung oleh masyarakat. Pendukungnya dapat dipertahankan secara dinamis dengan tetap memperhatikan perkembangan zaman.

Banyak hal terkait dengan budaya untuk perspektif orang ataupun sebuah bangsa. Untuk penampilan seseorang, tutur kata, perilaku/sikap, bahasa,  sering dikatakan sebagai budaya. Kadangkala kebiasaan sering oleh masyarakat dianggap suatu budaya. 

Indonesia, dengan jumlah pulau dan bahasa lokal yang begitu banyak, merupakan fakta bahwa Indonesia kaya akan budaya. Unsur budaya dan sastra merupakan benteng kokoh dalam NKRI yang dapat membangun dalam lingkup nasional maupun global.(*)