Telang: Bunga Tumbuhan Liar yang Mulai Jadi Primadona

Reporter : Edy Purnomo

blokTuban.com - Deretan bunga, dan tanaman taman, terlihat rapi di salah satu lokasi pembibitan di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Sabtu (8/10/2022). 

Beberapa orang terlihat menyemai bibit. Beberapa lagi terlihat memetik bunga di salah satu bagian yang lain. Satu dari dua orang yang memetik bunga ini adalah perempuan, tangannya terlihat terampil memetik bunga berwarna biru dan memindahkannya ke wadah yang dia bawa.

"Ini bunga Telang, ada yang bilang ini adalah bunga tumbuhan liar," kata Retno Nur Hidayati (54), pemetik bunga sekaligus pemilik usaha.

Selama ini, bunga Telang, dengan nama lain Clitoria ternatea, merupakan bunga yang dianggap liar. Keberadaannya bahkan sering dianggap sebagai hama bagi tanaman lain. Tapi di tangan Retno, tanaman ini diolah sehingga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Awal mula Retno mengetahui kasiat bunga ini, ketika salah satu pegawai perkebunannya terkena diabet. Pegawai ini kemudian melakukan terapi dengan rutin mengkonsumsi rebusan bunga Telang.

Retno kemudian mencari referensi mengenai keberadaan bunga ini. Hasilnya, dari berbagai situs website dalam dan luar negeri menyebutkan ada banyak kasiat dari bunga karena kandungan antioksidan yang tinggi.

"Karena rasanya hambar, saya mencoba meramu bunga Telang ini dengan berbagai rempah agar lebih mempunyai cita rasa," jelas Retno.

Baca juga :

Gelas Ciptaan Pelajar SMAN Rembang Ini Bisa Dimakan 

Produk Minuman Sarang Burung Walet Asal Gresik Tembus Hongkong

8 Makanan Khas Tuban yang Bikin Kamu Ngiler

Setelah berbagai percobaan, akhirnya banyak orang menyukai ramuan bunga Telang yang dibuat Retno. Dimulai dari orang terdekat, saudara, hingga teman dan koleganya. Apalagi setelah mereka mengetahui manfaat dan khasiatnya.

Melihat peluang ini, Retno kemudian mengajak anaknya untuk mengolah bunga Telang ini agar bisa dikeringkan dan dikemas  supaya lebih tahan lama. Lagi-lagi mereka harus menempuh proses panjang agar bunga telang bisa dikeringkan, tetapi tidak mengurangi kandungannya. Kelembaban juga harus benar-benar dijaga supaya tidak berjamur setelah dikemas.

Setelah berhasil mengeringkan bunga telang dan menemukan metode yang pas, Retno kemudian melakukan uji laboratorium produknya. Setelah diketahui hasil bagus, selanjutnya dia mulai mengemas dan menjualnya.

"Paling mahal memang bunga telang yang sudah dikeringkan, karena satu kilogram bunga telang hanya bisa menjadi 1 ons ketika sudah dikeringkan dan siap seduh," katanya. 

Bunga telang dengan kemasan 25 gram sekarang dijual dengan harga Rp25 ribu, kemudian kemasan 35 gram dijual dengan harga Rp40 ribu. Selain itu ada varian bunga telang bubuk, sirup, dan masih ada beberapa produk yang siap diluncurkan.

Peminat bunga telang produksi Retno sudah melanglang buana ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, Retno sudah beberapa kali melayani permintaan ekspor ke luar negeri. Terakhir kali dia mengirimkan sekitar 30 kilogram bunga telang kering ke Jerman.

"Untuk ekspor benar-benar minta kualitas dan pengemasan yang bagus," lanjut ibu tiga anak ini.

Bukan bisnis kalau tidak ada hambatan. Karena produk ini mulai populer, maka penjualan juga mengalami kenaikan. Kendalanya adalah pada produksi bunga Telang. Meskipun bunga ini adalah tumbuhan liar, tetapi jumlah yang dibutuhkan cukup banyak dengan bunga yang berkualitas.

Untuk mengantisipasi kendala ini, Retno sekarang sudah menjalin kemitraan dengan beberapa orang untuk ikut membudidayakan bunga telang. Dia juga berencana membuka lahan baru agar bisa membudidayakan bunga ini dengan skala lebih luas. [Ed/Ali]

 

Temukan konten Berita blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS