Demam Tuban Fashion Week, Dewan Kesenian: yang Penting Berkiblat Kebudayaan Daerah

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang menjadi perbincangan hangat masyarakat beberapa waktu terakhir ini, nampaknya mulai merambah ke Bumi Wali sebutan lain untuk Kabupaten Tuban. Pasalnya, terpantau pada Kamis (4/8/2022) sore kemarin, para muda-mudi Kabupaten Tuban mulai mengikuti trend CFW dengan berjalan bak model di jalan protokol, tepatnya Jalan RA Kartini Tuban. 

Kendati demikian, beberapa muda-mudi yang terlibat tersebut juga tidak meninggalkan budaya atau identitas dari Bumi Wali dengan mengenakan outfit yang bertema batik. Menanggapi fenomena baru tersebut, Dewan Kesenian Tuban (DKT), Joko Wahono mengungkapkan jika pihaknya sangat mendukung kegiatan positif itu lantaran sebagai bagian dari kreativitas anak muda di Kabupaten Tuban. 

Terkait: Gaya Pemeran Tuban Fashion Week yang Mengusung Batik

"Kita sangat mendukung acara kemarin dari anak-anak muda karena itu bagian dari kreativitas anak muda dan sangat menarik sekali. Yang terpenting pelaku kesenian kekinian itu harus berinteraksi dengan pelaku kebudayaan dan juga banyak menggali tentang kebudayaan-kebudayaan Tuban," terangnya kepada blokTuban.com, Jumat (5/8/2022). 

Dengan interaksi tersebut, lajut pria yang akrab disapa Joko ini bertujuan agar kesenian yang bersifat kekinian itu tidak berkiblat pada budaya di Negara Korea, Jepang ataupun Amerika. Akan tetapi tetap berkiblat pada kesenian lokal daerah. 

Pasalnya, kebudayaan tidak hanya dilestarikannya saja, akan tetapi juga harus dikembangkan melalui trend kesenian kekinian yang berbasis kebudayaan lokal. 

"Iya mbak, diangkat menjadi bentuk kekikian seperti yang dilakukan kemarin juga bagus memakai batik Tuban, karena kebudayaan akan terus berkembang dan bersinggungan dengan zamannya," paparnya. 

Akan tetapi, Joko berpendapat jika lokasi yang dipergunakan sebagai ajang fashion show tersebut tidak sesuai karena bisa mengganggu pengguna jalan lainnya. Sehingga ia menyarankan agar ajang tersebut lokasinya di pindahkan ke Car Free Day (CFD). 

Dengan demikian kondisi akan menjadi aman dan lebih banyak lagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dan melihat penampilan dari para muda-mudi yang turut terlibat tersebut. 

"Care Free Day akan lebih meriah karena ada hiburan yang lain atau bisa juga untuk hari tertentu jalan RA Kartini ditutup dan dibuat khusus untuk fashion show, kalau memang yang dikehendaki jalannya. Semakin banyak ruang publik di Tuban yang dibuat kesenian maka akan semakin bagus karena bisa membentuk identitas kota itu sendiri," jelasnya. 

Dengan mulai diselenggarakannya Fashion Week di Kabupaten Tuban ini sendiri, maka Joko menambahkan jika kesenian dirasa akan lebih bervariasi, karena tidak hanya mengacu pada kesenian tradisional saja. 

Akan tetapi, bentuk-bentuk kesenian kekinian juga seharusnya mengacu atau bersumber pada kebudayaan lokal, agar bisa memperkuat kebudayaan lokal dan dapat berkontribusi terhadap kebudayaan global. 

"Kalau menurut saya Fashion Week yang dilakukan oleh teman-teman akan menjadi pemantik awal. Kedepannya kesenian di Tuban akan semakin bervariasi, tidak hanya kesenian tradisional akan tetapi kesenian kekinian yang dimotori  oleh anak-anak muda akan bermunculan, saya kira Tuban kedepan akan lebih menarik," tambahnya.  [Sav/Dwi]

 

 

Temukan konten berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS