Jemaah Haji Tuban akan Dipantau 21 Hari Sebagai Deteksi Dini 5 Penyakit Menular

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Dinas Kesehatan Tuban ditugaskan memantau setiap jemaah haji yang pulang dari Tanah Suci selama 21 hari. Pemantauan dilaukan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular, diantaranya adalah COVID-19, Mers-Cov, Meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC). 

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/C/2782/2022 Tentang Pemeriksaan dan Pengawasan Jemaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi.

"Apabila selama pemantauan ada gangguan kesehatan, diharapkan agar segera melapor ke faskes setempat, Jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS, dilansir dari Kemenkes, Jumat (15/7/2022). 

Terkait : Selisih 8 Jam, Simak Waktu dan Lokasi Penjemputan Kepulangan Jemaah Haji Tuban Kolter 1 dan 2

Jemaah haji setiap daerah akan dibekali dengan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji (K3JH). Selama 21 hari masa pemantauan, ketika terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jamaah yang sakit segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH.

"Tentunya selama 21 hari jika timbul gejala sakit, jemaah harus segera lapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH," jelasnya lagi.

Apabila dalam kurun waktu 21 hari gejala penyakit tidak muncul, maka jemaah tetap diminta untuk menyerahkan K3JH kepada puskesmas terdekat. dr. Budi juga mengingatkan jemaah haji agar tetap Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi, dan jaga kebersihan diri setibanya jemaah di kampung halaman dan selama proses pemantauan kesehatan.

Terkait : Melaksanakan Haji di Metavers? Apa Sih Hukumnya

Setibanya jemaah haji di Bandara Internasional (debarkasi) maka akan langsung dilakukan skrining kesehatan berupa pengecekan suhu melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di asrama haji debarkasi.

Apabila didapati jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan test antigen. Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan posko kesehatan di bandara untuk pelayanan rawat jalan, emergency, dan rujukan. Selain itu juga menyediakan mobil ambulans dan tenaga medis sebagai antisipasi terhadap penyakit menular. Kemenkes juga menyiapkan sistem surveilans kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah air besama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.

Sebagaimana diketahui, dalam surat bernomor 31/PPIH/VII/UND/2022 disebutkan, ratusan jemaah haji Tuban embarkasi Surabaya diperkirakan tiba di Indonesia pada 17 Juli 2022. Akan tetapi, ada selisih kurang lebih 8 jam untuk kloter 1 dan 2.

Kloter 1 sebanyak 446 jemaah haji landing di Bandara Juanda pukul 05.15 Wib. Mereka akan dibawa menggunakan 10 bus dan tiba di Tuban sekitar pukul 10.15 Wib dan turun di KOMPI Senapan C 521 Tuban. 

Sedangkan kolter 2 sebanyak 146 jemaah haji akan landing di Bandara Juanda pada 17 Juni 2022 sekitar pukul 12.55 Wib. Mereka akan dibawa dengan empat bus menuju Tuban dan diprakirakan tiba di KOMPI Senapan C 521 Tuban pukul 17.55 Wib. [Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS