Vaksin PMK Indonesia Berasal dari 4 Negara Ini

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI bersama Eselon I Kementan, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) melaporkan setidaknya ada empat negara yang akan membantu dalam vaksinasi hewan ternak.

Tercatat pada pertengahan Juni 2022, sejumlah 3 juta dosis vaksin PMK datang dari Prancis. Selain Pracis, melalui kerjasama Australia juga akan membantu vaksin 500.000 sampai 1 juta dosis, brazil 100.000 sampai 1 juta dosis, dan Selandia Baru 100.000 dosis. 

Terkait : Hari Ini, 600 Ekor Sapi Sehat di Tuban Divaksin PMK, Bagaimana Sapi yang Sakit?

Hitungan vaksin kebutuhan pada 2022 kurang lebih sebanyak 17 juta dosis. Untuk cakupan 80 persen dari populasi provinsi terdampak dan frekuensi vaksinasi sebanyak 3 kali, 2 kali di 2022, dan 1 kali di 2023. 

Sementara jumlah total kebutuhan vaksin selama 2022 yakni 27,2 juta dosis. Indonesia melalui Pusat Veteriner Farma akan segera membuat vaksin dengan strain sesuai dengan yang ada di Indonesia pada Agustus mendatang.

“Untuk pengembangan vaksin di Pusat Veteriner Farma, saat ini lagi proses untuk persiapan, dan estimasi akan dimulai di bulan Agustus-September 2022,” kata Nasrullah dikutip dari Bisnis.

Terkait : Selama Mei-Juni, Pemkab Tuban Catat 10 Sapi Mati Terjangkit PMK dari Total 4.953 Kasus

Melansir dari Dinas Kominfo Jawa Timur, bahwa sejak 1952 Indonesia telah mampu memproduksi vaksin PMK. Vaksinasi massal terhadap hewan ternak jugua berlangsung sejak tahun 1964.

Oleh karena itu, Indonesia sudah bebas dari PMK sejak tahun 1986 dan diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987. Pengakuan juga datang secara internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties-OIE) sejak 1990.

Adapun proses pengembangan produksi vaksin PMK oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sejatinya pernah dilakukan untuk membebaskan Indonesia dari penyakit mulut dan kuku pada 1983-1986. Bertolak pada pengalaman tersebut, bahwa Pusvetma dapat mengembangkan vaksin dalam negeri guna pengendalian PMK ke depan.

Terkait : Pemkab Tuban Larang Makan Kepala, Tulang dan Organ Dalam Hewan Kurban

Selanjutnya, proses pembuatan vaksin PMK ini dengan menggunakan teknologi tissue culture dengan sel BKH 21. Sekaligus memerlukan proses, karena Pusvetma sebelumnya tidak memproduksi vaksin penyakit tersebut sejak Indonesia dinyatakan bebas PMK tanpa vaksinasi oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada tahun 1990.

Dengan berbagai tantangan, Tim Pusvetma akan mampu melakukan pengembangan produksi vaksin yang dibutuhkan walaupun memerlukan berbagai penyesuaian. Pusvetma akan memaksimalkan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang ada di fasilitas produksi vaksin Pusvetma.

Koordinator Pemasaran dan Distribusi Pusvetma Surabaya, drh SNR Anieka Rochmah juga mengatakan, upaya mendatangkan vaksin PMK dari luar adalah sebagai langkah pemerintah yang tidak tinggal diam terhadap adanya virus ini. 

Terkait : Hari Raya Kurban Kurang 11 Hari, Pemkab Tuban Perpanjang Penutupan Pasar Hewan

"Kami menghimbau agar peternak bisa mengisolasi hewan yang terdeteksi terkena virus PMK dengan hewan yang sehat. Upaya lain yakni dengan melakukan penyemprotran disinfektan pada kandang ternak menggunakan air yang sudah dicampur dengan Citrun Citric Acid," sambungnya.

Sebatas diketahui, vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tuban akan dimulai Rabu (29/6/2022) pagi. Tahap 1 ini, ada 600 dosis yang akan didistribusikan ke enam desa di enam kecamatan yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban. 

Selama bulan Mei-Juni 2022, Pemerintah Kabupaten Tuban hanya mencatat 10 ekor sapi mati yang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari total 4.953 kasus. Data tersebut dilaporkan di 19 kecamatan, kecuali Kecamatan Tuban. Jumlah sapi yang sakit masih tinggi sebanyak 3.991 ekor, dan yang sembuh baru 1552 ekor. [Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS.