Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Serangan panas atau dikenal dengan istilah heat stroke, merupakan salah satu resiko yang akan dialami oleh setiap jemaah haji di Arab Saudi. Sedikitnya ada 8 tanda atau gejala, seseorang dikatakan terpapar serangan panas.
Heat stroke perlu diantisipasi oleh Calon Jemaah Haji (CJH) asal Kabupaten Tuban. Di mana 593 calon jamaah haji asal Tuban akan diberangkatkan 3 Juni 2022 besok untuk menuju ke asrama haji Sukolilo Surabaya sambil menunggu jadwal berangkat ke Tanah Suci.
Sebelum berangkat, tak ada salahnya jika setiap jemaah haji dapat mengenali tanda heat stroke. Meskipun demikian, petugas dan tenaga kesehatan haji juga tetap waspada dan telah mengantisipasinya.
Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, dr. Muhammad Imran pada rapat koordinasi tim PPIH Bidang Kesehatan, Kamis (26/5) lalu, mengatakan jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted.
"Mereka harus mengenali gejala heat exhausted. Seperti pusing, mual terutama pada saat aktifitas di luar ruangan," tegasnya di laman Kemenkes, Senin (30/5/2022).
Baca berita terkait : Jemaah Haji asal Tuban Bisa Lakukan Hal Ini, untuk Cegah Heat Stroke di Arab Saudi
Menurut dr. Imran ada kondisi sebelum orang dinyatakan mengalami heat stroke. Kondisi pertama adalah heat exhausted. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab, dan terasa dingin, nafas cepat, mual, dan nyeri otot. Kondisi ini dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang, menyemprot tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya 30 menit.
Kondisi yang lebih parah, saat orang mengalami heat stroke atau serangan panas. Merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan. Terjadi peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Heat Stroke atau serangan panas dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian. Untuk itu upaya-upaya pencegahan harus gencar dilakukan, untuk petugas mulai dari edukasi cara menyemprot air, bagaimana cara melarutkan dan waktu yang tepat untuk minum cairan elektrolit.
"untuk jemaah diharapkan selalu melengkapi diri dengan APD dan jangan tunggu haus untuk minum," pungkasnya. [Ali]