Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Vaksin Booster atau vaksin dosis ketiga hingga saat ini masih digencarkan oleh pemerintah di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Kendati sudah dilakukan sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi bagi kesehatan, akan tetapi masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukannya.
Hal ini, disinyalir lantaran masih ada masyarakat yang menilai dan beranggapan bahwa efek samping dari vaksin booster ini lebih berat jika dibandingkan dengan vaksinasi lainnya yaitu vaksin dosis satu dan dua, Rabu (18/5/2022).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo mengatakan jika dosis dari vaksin booster justru lebih rendah dari dosis vaksin satu dan dua.
“Booster itu dosisnya justru separuh (setengah) dosis dari yang vaksin satu atau dua, jadi kalau memang ada keluhan demikian cuma psikisnya aja mestinya yang kurang,” terangnya saat kepada blokTuban.com.
Menurutnya, efek samping lebih berat yang dirasakan oleh masyarakat tersebut terpengaruh oleh banyaknya kabar miring yang beredar di sosial media, sehingga mempengaruhi psikis dari orang itu sendiri.
Seharusnya, lanjut Bambang jika semestinya efek samping dari vaksin booster ini sendiri tingkatannya lebih rendah daripada efek yang telah dirasakan sebelumnya setelah menerima vaksinasi dosis satu atau dua.
“Jadi kalau memang ada keluhan demikian cuma psikisnya saja semestinya. Mestinya kalau efek sampingnya ya enggak, karena misalnya umpama satu moderna, dua moderna kan panas dan yang ketiga itu cuma separuh dosis, jadi kalau mungkin satu dan dua saja sudah tidak apa-apa, yang ketiga ya makin nggak apa-apa,” paparnya.
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan jika pemberian vaksin booster tersebut juga dinilai lebih aman dengan manfaat yang lebih banyak, sebab dengan pemberian vaksin dosis ketiga imun kekebalan tubuh menjadi naik lebih tinggi. [Sav/Ali]