Mendag Lutfi: Penguatan ASEAN Kunci Pertumbuhan Ekonomi Kawasan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Menteri  Perdagangan  Muhammad  Lutfi  menegaskan, bahwa penguatan ASEAN merupakan kunci pertumbuhan ekonomi kawasan. Penegasan tersebut diungkap dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali di hari  kedua  Pertemuan  Konferensi  Tingkat  Tinggi  (KTT)  khusus ASEAN-Amerika  Serikat  11—13  Mei  2022.

Mendag  Lutfi  menekankan, rantai  pasok  di  ASEAN  akan  sangat  terganggu  di  masa  mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.

“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,” tegasnya.

Mendag  Lutfi  memandang  penguatan  ekonomi  harus  berasal  dari  dalam  ASEAN.  ASEAN  memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu direvitalisasi seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN  di  Malaysia,  proyek  fabrikasi  tembaga  ASEAN  di  Filipina,  proyek  abu  soda  garam  batu  di Thailand, serta proyek vaksin ASEAN di Singapura.

“Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan,” ungkap Mendag Lutfi.

Pandangan  singkat  Mendag  Lutfi  mendapat tanggapan  positif  dari  Menteri  Sorasak  dan  Menteri Azmin   yang   juga   berpandangan   sama.   Menteri   Sorasak,   selaku   ketua   AEM   tahun   ini   akan mendukung  penuh  pelaksanaan  AEM  Special  Meeting  yang  akan  dilaksanakan  di  Bali  dan  akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.

Mendag mengatakan, pembahasan   kondisi   ekonomi   global,   antara   lain   terkait peningkatan  proteksionisme  era  modern,  peningkatan  inflasi  pasca konflik  Rusia-Ukraina  yang memicu  krisis energi  dan  inflasi  harga  dunia,  serta peningkatan  ketidakpercayaan dunia terhadap sistem  perdagangan  multilateral  yang  telah  memberikan  dampak  negatif  bagi  pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Di samping itu, dibahas juga berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti  Indo-Pacific  Economic  Forum  (IPEF)  oleh  Amerika  Serikat,  European  Union  Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).

Pada  hari  yang  sama,  Mendag  Lutfi  juga  menghadiri  kegiatan  Indonesia  Ministers  Meeting  with United States Business Leaders yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.Pada  pertemuan  ini,  Mendag  Lutfi  menyampaikan,  Indonesia  menargetkan  untuk  keluar  dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038—2040. 

Dalam mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang  pencapaian  tersebut,  Indonesia  mendukung  keterbukaan  akses  pasar  perdagangan internasional.

“Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah  Indonesia  untuk keluar   dari   status   negara   dengan   pendapatan   menengah   dan   meningkatkan   kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum,” tutupnya. [Ali]