Produsen Krupuk Rambak Dua Putra Singgahan, Keluhkan Naiknya Harga Bahan Pokok

Reporter : S.Y. Lailatul Erlina N.R.

blokTuban.com - Krupuk menjadi camilan yang cocok dinikmati dalam keadaan apapun dan mudah didapat. Namun, saat ini harga bahan pangan sedang tidak baik-baik saja. 

Naiknya harga bahan pokok, menjadikan produsen krupuk mengalami penurunan omset penjualan. Dampak dari naiknya harga bahan pokok dialami oleh produsen krupuk Rambak Dua Putra milik Ahmad Zainul Afif (51) asal Dusun Kepanjen, Desa Lajokidul, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

Usaha kerupuk di Tuban selatan ini telah dirintisnya sejak tahun 2009 dan hingga saat ini sudah dikenal oleh kalangan umum. 

“Setiap harinya krupuk Dua Putra memproduksi dua ribu hingga lima ribu bungkus yang beratnya tiga sampai enam kwintal. Saat mendekati hari raya menghabiskan krupuk hingga satu ton karena menjadi distributor diberbagai daerah” terang Afif kepada blokTuban.com, Senin (25/04/2022)

Merebaknya pemasaran krupuk Dua Putra, diakui Afif sudah meluas diberbagai daerah di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. Bahkan melayani pesanan hingga daerah Jakarta dengan jumlah yang lumayan. Ia juga mendapatkan penghargaan best one di tingkat kecamatan dan disorot perhatian oleh pemerintah daerah krupuk Dua Putra didaftarkan logo halal kepada MUI secara gratis oleh bank BRI. 

Banyaknya permintaan konsumen krupuk Dua Putra, membuat Afif memiliki tujuh karyawan dan dibantu oleh beberapa keluarganya.

“Saya ingin mengembangkan usaha krupuk Dua Putra menjadi lebih besar lagi, agar bisa menciptakan lowongan pekerjaan untuk orang lain,” imbuhnya.

Harga jual krupuk dua putra perkilonya Rp45.000 untuk yang sudah digoreng, dan Rp25.000 untuk krupuk yang masih mentahan. Untuk kemasan berbungkus kecil dijual delapan ratus rupiah. 

Afif mengaku, omset yang didapat mencapai 30 juta setiap bulannya. Sejak melonjaknya harga bahan, omset yang didapat turun hingga 50% dari omset sebelumnya menjadi 15 juta.

Dalam pembuatan kerupuk, Afif biasa menggunakan bahan seperti tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam, dan minyak goreng dan semua mengalami kenaikan harga. Kendati demikian, krupuk Dua Putra tetap dijual dengan harga dan kualitas rasa yang sama. 

Bahkan sebelumnya krupuk mentah lebih dinikmati berbeda dengan saat ini. Selama ini, para konsumennya lebih memilih krupuk yang sudah digoreng karena pengaruh mahalnya harga minyak goreng. Naiknya harga bahan dan pesanan krupuk yang mencapai ribuan perharinya, menyebabkan omset yang didapatkan tidak seimbang dari usaha yang dikeluarkan.  

"Namun, usaha krupuk Dua Putra tetap berjalan dan menerima pesanan seperti biasa," tutupnya. [Lina/Ali]