Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Siapa sih yang nggak tahu dengan pohon pisang. Salah satu pohon di Indonesia yang menghasilkan buah super legit dan penuh khasiat. Selain menghasilkan buah pisang yang lezat, ternyata limbah pohon pisang yang tidak pernah dilirik keberadaanya bisa menjadi bahan bisnis yang menggiurkan.
Tidak hanya sebagai bahan kerajinan saja, di tangan Elis Nurhayati dan ibunya ternyata limbah pohon pisang juga bisa disulap menjadi berbagai macam cemilan yang bernilai jual tinggi. Meskipun ide bisnis ini awalnya banyak diremehkan orang, namun saat ini Elis berhasil dan mampu membuktikan cemoohan yang pernah ia peroleh dengan segudang prestasi yang didapatkannya melalui usaha unik satu ini.
Terbukti, sejak tahun 2018 berdiri hingga saat ini sudah banyak penghargaan yang telah diraihnya, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Tak sampai disitu saja, bahkan produk olahan pohon pisang ini juga pernah menjadi produk unggulan Jawa Timur saat dipamerkan di Negara Turki.
“SAEKU berdiri tahun 2018 itu awal-awal mendirikan usaha banyak orang-orang yang meremehkan, kalau limbah bisa dibuat camilan karena mereka menganggap akan berbahaya. Tapi kami memiliki tekad dan kemauan serta niat yang kuat, kami percaya suatu saat usaha yang kami bangun akan berbuah manis dan banyak dilirik oleh semua kalangan,” terang Elis kepada blokTuban.com, Jumat (15/4/2022).
Munculnya ide usaha unik ini sendiri, dari banyaknya limbah pisang yang berada di lingkungan rumahnya. Ia kemudian berinisiatif untuk memanfaatkannya menjadi suatu produk yang bisa bernilai jual. Dari ide itulah yang akhirnya mengantarkan Elis hingga ke titik saat ini.
Tidak hanya memanfaatkan pelepah pisang saja, bahkan perempuan berhijab ini mampu memanfaatkan satu pohon limbah pisang dengan mengolahnya menjadi tiga produk cemilan sekaligus, yang diberi nama Bongsang, Arsang dan juga Gesang.
“Dari satu batang pohon pisang bisa kami manfaatkan semuanya. Seperti akarnya pisang kami olah sebagai kripik bonggol pisang (Bongsang), tengahnya pisang kami manfaatkan sebagai kerupuk ares pisang (Arsang). Kemudian batang pisang kami manfaatkan sebagai kripik gedebog pisang (Gesang),” paparnya.
Sejak hampir 4 tahun berdiri, saat ini Elis mengaku sudah memiliki 16 karyawan yang turut membantunya dalam memproduksi usahanya setiap hari. Dari ketiga produk olahan pohon pisang yang diberi nama SAEKU ini juga dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp14 ribu per kemasan.
Selain mengharumkan nama Kabupaten Tuban dengan menorehkan segudang prestasi, pemasaran dari produk SAEKU ini juga sudah terbang hingga keliling Nusantara. Seperti di Papua, Nusa Tengga Timur, Jakarta, Lampung hingga Palangkaraya.
Lebih lanjut, omzet yang diraup setiap bulannya oleh perempuan asal Desa Nguruan, Kecamatan Soko tersebut nilainya juga cukup fantastis kisaran Rp10 hingga Rp12 juta per bulannya.
“Jumlah karyawan yang tetap 6 yang tidak tetap 10, tergantung pesanan. Untuk resellernya sudah 50 yang continue dan tersebar diseluruh daerah,” katanya.
Dengan demikian, perempuan ramah ini berharap jika produk SAEKU bisa semakin melebarkan sayap dan daya beli masyarakat kembali stabil. [Sav/Ali]