Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Dalam rangka mencegah bencana longsor, Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf Suhada Erwin, bersama Forkopimka Rengel melaksanakan penanaman rumput vetiver, bertempat di Bantaran Sungai Bengawan Solo Desa Tambakrejo, Kecamatan Rengel, Rabu (23/3/2022).
Kegiatan yang dihadiri 250 peserta itu, diawali dengan pelaksanaan upacara, dan dilanjutkan dengan penanaman rumput vetiver. Vetiver sistem merupakan metode penguatan struktur tanah secara alami menggunakan rumput vetiver dan beberapa jenis tanaman kuat lainnya.
Sistem penanamannya sendiri dilakukan secara berselang-seling antara vetiver dan jenis tanaman lain dengan jarak kurang-lebih satu meter. Rumput tersebut kekuatannya 1/6 Kawat baja pencegah longsor.
Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf Suhada Erwin, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melestarikan lingkungan sekitar agar dapat meminimalisir bencana alam yang terjadi.
“Kepada seluruh masyarakat, mari kita lebih peduli kepada lingkungan. Vertiver yang kita tanam ini, hendaknya dirawat bersama-sama,” imbaunya.
Selain itu, penanaman yang dilaksanakan guna mencegah terjadinya bencana longsor di bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu untuk mengikat dan menjaga kestabilan tanah agar kokoh kuat dan tidak mudah longsor untuk daratan ketinggian dan tebing.
Sekaligus membuat jaring jaring serabut bisa menembus tanah hingga kedalaman enam meter, karena di Kabupaten Tuban ada beberapa Kecamatan yang di lalui Sungai Bengawan Solo.
“Dengan penanaman tersebut, diharapkan mampu menahan tanah. Harapannya kita semua dapat terhindar dari bahaya bencana alam seperti tanah longsor, atau yang lainnya,” ujar Dandim.
Turut hadir dalam kegiatan, Forkopimka Rengel, Koramil 0811/05 Rengel, Polsek Rengel, Kades Tambakrejo, Tagana, Perguruan PSHT, IKSPI, dan Masyarakat Desa Tambakrejo.
Sebagaimana diketahui, Desa Tambakrejo menjadi yang pertama merasakan dampak luapan Sungai Bengawan Solo setiap kali musim penghujan. Ketika banjir menyapu sebagian wilayah Tambakrejo, desa sekitarnya seperti Karangtinoto dan Kanorejo belum terjadi apa-apa. Saat air di Tambakrejo surut, desa sekitar baru terendam banjir.
Suhartono warga Tambakrejo menceritakan kekhawatirannya kepada blokTuban.com saat air sungai naik dan tiba-tiba surut. Bibir sungai yang belum ada tanggulnya sering longsor. Rata-rata longsornya bisa 3 sampai 5 meter.
Hilangnya lahan di Desa Takbakrejo karena longsor dibenarkan Kepala Desa Tambakrejo, Rengel, Sidekan. Semula ada lahan seluas 22,84 hektare, sekarang tinggal 3,914 hektare.
"Kurang lebih 18,970 hektare yang hilang terkikis banjir Bengawan Solo dalam kurun waktu 30 tahun terakhir," jelas Kades Sidekan.
Di dalam lahan yang hilang tersebut juga termasuk miliknya sesepuh Kades. Tambakrejo sendiri luas totalnya kurang lebih 195,2 hektare. Setiap tahunnya ada pengurangan luasan, karena sepanjang 6 Kilometer batas desa dengan Bengawan Solo belum dibangun tanggul. [Ali]