Berawal Dari Coba-coba Kue Pisang Ini Malah Banjir Orderan

Reporter : Nurul Khoiriyah

blokTuban.com – Memiliki hobi memasak dan sering mencoba-coba, Nurul Jamila (28), perempuan muda asal Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban iseng membuat camilan untuk keponakannya. Bersama kakaknya, ia terus bereksperimen camilan baru. 

Camilan tersebut diberi nama “Kue Pisang Milmol”. Kue pisang milmol sendiri merupakan camilan yang bahan utamanya adalah buah pisang. Awalnya, Mila mengaku hanya mencoba-coba membuat camilan bersama kakaknya. Mila dan kakaknya memang sering membuat camilan sendiri di rumah, karena keponakannya tidak bisa jajan sembarangan di luar.

“Awalnya coba-coba buat camilan buat keponakan saya, karena memang keponakan saya itu sering batuk kalau jajan sembarangan di luar. Jadi, saya bersama kakak saya berinisiatif membuat camilan sendiri di rumah,” ungkap Mila kepada reporter blokTuban.com, Sabtu (19/3/2022).

Dari hanya membuatkan camilan untuk para keponakannya, Mila mulai mencicipkan camilan tersebut ke anggota keluarganya di rumah. Ternyata, semua orang di rumahnya menyukai camilan buatannya.

Tak berhenti di keluarga saja, ia pun membawa camilannya ke tempat Ia bekerja dan membagikannya kepada para rekan kerjanya. Rekan-rekan kerjanya pun ternyata juga menyukai kue miliknya.

Setelah itu, dirinya juga iseng menjualnya melalui story WhatsApp, dan ternyata ada yang memesan. Awalnya memang hanya tiga sampai lima orang saja yang memesan, namun lama-lama sampai kewalahan.

Karena memang hanya iseng, dan memiliki kesibukan, Ia menyatakan masih belum berani untuk membuka sosial media, guna untuk memasarkan camilannya. Ia khawatir, jika dipasarkan lewat sosial media, pada akhirnya orderan akan semakin banyak.

“Jujur, saya masih agak takut kalau mau buka sosial media untuk memasarkannya, karena ya memang takut ada ledakan pembeli. Ternyata pihak kita tidak bisa melayani. Kan, nanti berpengaruh dengan kepercayaan konsumen terhadap kita juga,” lanjutnya.

Sejauh ini, Mila hanya membuka orderan via WhatsApp saja dan membatasi orderan, untuk mengantisipasi ledakan pembeli. [Rul/Ali]