Usianya Masih 21 Tahun, Desainer Fashion Ini Harumkan Tuban di Kancah Nasional

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Dalam urusan karya desain terlebih di bidang fashion, Indonesia banyak melahirkan desainer-desainer kondang dari seluruh penjuru daerah. Tak hanya di kancah Nasional, bahkan sudah banyak nama-nama desainer fashion Indonesia yang mendunia. 

Kabupaten Tuban sendiri, rupanya juga banyak melahirkan desainer-desainer lokal yang tak kalah hebat, salah satunya Yuli Tri Widianti. Perempuan yang berasal dari Desa/Kecamatan Rengel tersebut berhasil mengharumkan nama Kabupaten Tuban dengan karya-karya desain nya hingga ke kancah Nasional. 

Bagaimana tidak, sudah banyak desain-desain fashion yang ia perkenalkan melalui berbagai ajang perlombaan fashionshow, mulai dari Indonesia Fashion Pardays yang diadakan di Semarang, Malang Fashion Week, Indonesia Fashion Week di Jakarta, Modis Fashion Project di Jakarta, hingga lomba desain fashion di Borneo Fashion Bration. 

“Di Indonesia Fashion Week yang diadakan di Jakarta itu berhasil masuk 30 besar di tahun 2020, terus yang lomba desain di Borneo Fashion Bration yang di Kalimantan Timur itu saya dapat 12 besar. Awalnya seleksi 20 besar cuma desain aja secara keseluruhan dan disaring lagi, terus dapatnya 12 besar,” ungkap Widi kepada blokTuban.com, Jumat (18/3/2022). 

Widi, sapaan akrabnya megaku baru terjun ke dunia fashion sejak tahun 2018 lalu. Perempuan berusia 21 tahun itu mengaku sudah memiliki hobbi menggambar sejak kecil. 

Pada awalnya, ia bercerita jika sama sekali tidak tertarik pada dunia fashion, sampai akhirnya ia bertemu dengan salah seorang temannya yang suka dengan fashion. Seringnya bercerita membuat ia tertarik dan mulai melihat di youtube perihal fashion show. 

Ketertarikannya itu, yang akhirnya membuat ia mulai belajar menjahit baju untuk ia kenakan sendiri. Sebab, pada dasarnya Widi sama sekali tidak memiliki keahlian dalam menjahit baju. Sampai akhirnya bakat terpendamnya itu diperoleh secara ototidak, karena seringnya belajar dan membaca buku-buku panduan. 

“Dari situ ingin nyoba jahit sendiri tapi waktu itu nggak bisa jahit, terus belajar sendiri walaupun pertama dipakai belum nyaman tapi bisa jadi alhamdulillah, jadi ototidak,” jelasnya. 

Meskipun sudah mulai mahir dalam menjahit baju, kepuasannya dalam belajar tidak sampai disitu saja. Hal itu terbukti dari banyaknya pelatihan yang diikuti seperti pelatihan prakerja di BBPLK Semarang pada tahun 2021 lalu. 

Dalam dunia fashion yang dilakoninya tersebut, Widi mengaku jika tantangan yang biasa ia hadapi adalah pembagian waktu yang belum bisa dikontrol karena banyaknya jadwal yang menghampirinya. 

Selain itu, Widi juga bercerita pada saat dirinya mengikuti lomba-lomba fashion show diberbagai acara yang diikutinya, banyak kritikan dari dewan juri yang didapat. Meskipun begitu, tidak mematahkan semangatnya dalam menekuni hobi. Justru menjadi cambukan serta semangat untuk dirinya, bisa lebih baik lagi dalam lomba-lomba berikutnya.

“Aku lebih sering dapat kritikan, tapi kritikannya itu sifatnya membangun nggak melemahkan. Jadi dari situ harus semakin belajar buat yang lainnya kedepannya, jangan sampai keulang lagi,” katanya. 

Biasanya, dalam menciptakan satu karya desain fashion Widi memerlukan waktu yang cukup banyak. Bahkan, satu model baju bisa ia ciptakan selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Karena pekerjaannya saat ini sesuai dengan minat yang diinginkannya maka secapek apapun pekerjaan itu, perempuan berhijab ini selalu menjalankannya dengan enjoy dan penuh semangat. [Sav/Ali]