Kisah Owner Baby One, Kini Miliki 31 Outlet Bubur Bayi Organik di Tuban

Reporter : Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Pemberian ASI ekslusif pada bayi biasanya dilakukan sampai usia 6 bulan. Setelah periode tersebut, bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping ASI atau MPASI agar kebutuhan nutrisinya lebih tercukupi. 

Pada umumnya, bayi sudah memiliki tanda siap makan ketika memasuki usia 4-6 bulan, sehingga pemberian MPASI harus dilakukan secara bertahap karena pada periode tersebut bayi akan belajar untuk mengenali rasa dan bentuk makanan selain ASI.

Salah satu makanan pendamping ASI yang biasa dijadikan sebagai pilihan adalah bubur organik. Di Kabupaten Tuban terdapat salah satu bubur bayi organik yang pertama kali hadir, yakni baby one. 

Bubur bayi baby one telah berdiri di Tuban sejak tahun 2012 silam. Adi Nugroho Indriyanto (48) dan Weni Yuwandari (47) selaku owner baby one mengungkapkan bahwa dulunya belum ada yang memulai usaha bubur bayi organik dan masyarakat masih banyak yang belum mengenal adanya produk tersebut.

“Masih langka dulu bubur bayi di tahun segitu, kita memang yang pertama berdiri di Tuban. Kemungkinan baru muncul yang lain itu di tahun ke-4 kita berdiri,” jelas Weni.

Mulanya, Weni mengatakan bahwa usaha yang dirintisnya adalah sebuah franchise dari salah satu merk bubur bayi organik dari Jakarta, namun karena ada beberapa aturan terkait supply bahan yang tidak sesuai akhirnya memutuskan untuk lepas dan berdiri dengan brand babyone.

Outlet bubur bayi baby one yang pertama dulunya berada di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di TK Tunas Bangsa. Weni mengaku bahwa perkembangan penjualan lumayan cepat dikarenakan hanya satu-satunya di Tuban. 

“Satu dua minggu awal mungkin kita masih mencari pasar pembelinya, tapi mulai di minggu ketiga itu sudah mulai naik penjualan. Bahkan belum ada satu tahun sudah ada yang mau bermitra dengan kita,” jelasnya.

Saat ini bubur organik bayi baby one telah memiliki 31 outlet yang tersebar di Kabupaten Tuban. Meskipun demikian, proses produksi tetap dilakukan di satu tempat agar kualitas rasanya bisa tetap terjaga dan terkontrol. 

“Outletnya tersebar di beberapa kecamatan, sampai daerah TPI brondong. Selain kecamatan Tuban ada di Kerek, Jenu, Palang. Itu berkembang karena pembeli sebetulnya, banyak dari mereka yang memberikan masukan untuk buka di beberapa lokasi yang bisa dijangkau oleh tempat tinggalnya,” terang Adi.

Didit, sapaan akrabnya, juga menceritakan bahwasanya animo masyarakat Tuban di tahun pertama babyone hadir di Tuban sangat tinggi. Bahkan ada salah satu pembeli yang rela ngonthel dari Rembes, Palang untuk membeli bubur bayi. 

“Luar biasa ramainya di tahun 2012 itu, karena hanya ada satu titik di sana. Seperti antri sembako, bahkan sebelum pembeli datang itu kita sudah bungkusin pesanan 50-an porsi. Belum yang langsung datang ke outlet,” ceritanya.

Outlet-outlet yang saat ini sudah tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Tuban tersebut buka pada pukul setengah 6 pagi sampai pukul 8.15 WIB. Sehingga proses produksi bubur biasa dilakukan pada dini hari. 

“Produksinya sebenarnya ada dua shift. Proses produksi awal itu masaknya dilakukan sore sampai jam 9 malam. Dilanjutkan dini hari untuk pengemasan,” ungkap Weni.

Dalam setiap harinya, kurang lebih ia memproduksi 1000 pcs jenis bubur dan camilan pendamping bayi milik babyone. Dulunya, bubur bayi organik baby one hanya memiliki satu jenis bubur bayi dan satu jenis nasi tim, namun seiring berkembangnya usaha tersebut mulai banyak permintaan dari pembeli untuk menambah variasi bubur. 

“Awalnya kami bikin satu jenis bubur sama satu nasi tim, tapi karena ada beberapa permintaan dari pembeli-pembeli akhirnya kita pertimbangkan untuk menambah jenis dan variasi. Saat ini ada bubur susu, bubur organik, nasi tim, tim kasar, pudding, soup cream, dan sayur,” terang Weni.

Menu-menu bubur ataupun nasi tim yang dijual juga bervariasi setiap harinya, sehingga untuk makanan sehari-hari bayi dan balita tidak bosan. Dalam proses produksinya tersebut, tentunya juga melibatkan ahli gizi sehingga takaran bahan-bahan yang digunakan benar-benar mempertimbangkan kebutuhan gizi. 

“Di kemasan kami saat ini sudah ada penjelasan informasi kandungan gizinya, jadi bisa dihitung. Kami selain berbisnis juga benar-benar mempertimbangkan tentang kebutuhan gizi bayi dan anak-anak. Terlebih, di Indonesia ini stunting masih menjadi masalah yang serius,” jelas Didit.

Didit melanjutkan, bahwa pada peringatan hari gizi nasional kemarin, dari tim ahli gizi babyone juga mengadakan konsultasi gizi dan konsultasi makanan sehat untuk balita secara gratis di Car Free Day Tuban selama 4 minggu berturut-turut. 

“Hal itu sebagai upaya kita untuk turut serta memberikan edukasi dan aksi mencegah stunting. Target saya kedepannya, ingin bisa masuk ke posyandu-posyandu, sebagai upaya pemenuhan gizi bayi dan balita itu. Dengan melalui posyandu ini, akses keterjangkauan kita ke masyarakat juga bisa lebih dekat dan pemberian makanan tambahan untuk gizi balita bisa terpenuhi,” terangnya.

Dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp 3000 per porsinya, baby one memang hadir sebagai pilihan praktis untuk MPASI. Diharapkan pula mampu membantu para ibu-ibu yang mungkin memiliki waktu terbatas untuk membuat MPASI. 

“Kami ingin produk kami bisa menjangkau semua kalangan. Selain itu karena bubur ini praktis, ibu-ibu pekerja, utamanya juga bisa dimudahkan. Produk kita juga bervariasi sehingga bisa memilih,” ujarnya. [Din/Ali]