Pantomim, Seni Pertunjukkan Teatrikal Tanpa Dialog yang Butuhkan Kecerdasan dan Logika

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Jika berbicara mengenai seni pertunjukan, di dalamnya ada berbagai macam jenis, salah satunya seni pertunjukan teatrikal. Seni pertunjukan teatrikal ini merupakan pertunjukkan drama yang dipentaskan di atas panggung. 

Pertunjukan-pertunjukan teater pada umumnya disampaikan melalui dialog, gerak tubuh, dan kombinasi keduanya, namun ada pula pertujukan yang hanya disampaikan tanpa dialog verbal.

Pertunjukkan tanpa dialog verbal dan hanya mengandalkan gerak tubuh, serta mimik wajah (ekspresi) disebut sebagai pantomime. Di Kabupaten Tuban terdapat salah satu pantomimer, yakni Arifin. Pria asal Rembang, Jawa Tengah tersebut sudah berkecimpung di dunia pantomim kurang lebih sejak tujuh tahun yang lalu.

Sebelum menekuni bidang pantomim tersebut, Arifin berkecimpung di bidang seni rupa, yang kemudian dilanjutkan pada seni teater. Ipin, sapaan akrabnya juga sudah kerap kali menjadi juri pada lomba-lomba pantomime di tingkat Kabupaten. 

“Awal mula pantomime berkaitan dengan teater, kemudian asik aja karena ketika di teater ketika kita mau berkarya (pentas) masih membutuhkan orang lain. Sedangkan di pantomime kita bisa sendiri,” ujarnya saat ditemui reporter blokTuban.com pada Selasa (22/2/2022).

Pantomim secara singkatnya adalah pertunjukkan yang mampu menampilkan cerita tanpa dialog, sehingga dari pemainnya memang dibutuhkan kecerdasan dan logika agar para penonton bisa menangkap maksud dari cerita yang disampaikan. 

“Jadi bagaimana cara pemain bisa menampilkan cerita itu kepada penonton tanpa dialog, hanya lewat gerak dan ekspresi. Pantomim itu juga pakai logika, misal naik sepeda juga harus tahu sepeda seberapa, naiknya seperti apa,” jelasnya.

Selain membutuhkan kecerdasan dan logika, pantomim juga memiliki beberapa teknik-teknik dasar, seperti teknik berjalan.

“Teknik jalan dalam pantomime itu sebenarnya terserah dari kemampuan, ada teknik sederhana yang memang bisa digunakan untuk beberapa adegan, jadi kadang nggak harus jalan pantomime,” jelasnya sembari mempraktikkannya.

Di Kabupaten Tuban sendiri, berdasarkan penjelasan Ipin hanya ada beberapa mimer (pemain pantomime) yang diketahuinya.

“Sebetulnya pantomim Tuban ini belum bisa dipastikan berapa jumlahnya, cuma kadang kalau saat ada lomba-lomba begini banyak yang muncul dan melatih pantomim. Kalau saya melihat teman-teman yang memang eksis di pantomim ya beberapa saja,” ujarnya.

Komunitas pantomim di Tuban saat ini juga belum ada, sehingga pria 44 tahun tersebut tergabung dalam komunitas pantomim Jawa Timur (Pijar) dan aktif sebagai pengurus. Dalam komunitas Pijar tersebut, ia menjabat sebagai wakil ketua.

“Kalau komunitas sendiri khusus pantomim Tuban belum ada. Tapi di Tuban ada share house, sebenarnya bukan khusus pertunjukkan pantomim, ada berbagai macam seniman, tapi akhir-akhir ini kita sering berkarya di pantomim,” ungkapnya.

Akhir tahun 2021 kemarin, ia juga mengungkapkan sempat ada beberapa project pantomim dengan mimer dari berbagai daerah. Bapak dua anak tersebut memang lebih sering melakukan pentas di luar kota Tuban, seperti Jogjakarta, Semarang. 

“Kalau saya pribadi memang lebih sering pertunjukan di luar kota bersama teman-teman dari luar Tuban juga kebanyakan,” tutupnya. [Din/Ali]