Ternyata Ini Rahasia Membuat Wingko Agar Empuk Dan Tahan Lama

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Wingko merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang banyak ditemui di berbagai daerah. Biasanya, wingko terbuat dari tepung ketan dan juga kelapa parut. Perpaduan antara kelapa dan tepung membuat rasa wingko menjadi gurih dan cocok disantap di waktu santai.
 
Ada banyak cara yang bisa digunakan oleh masyarakat saat membuat wingko, selain menggunakan oven, makanan berbentuk pipih ini juga bisa dipanggang menggunakan teflon. Namun, untuk dapat menghasilkan wingko yang empuk dan juga tahan lama, terdapat beberapa cara yang harus diperhatikan. Sabtu (8/1/2022)
 
Salah satu penjual wingko, Reni warga asal Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban mengatakan jika kelapa yang digunakan untuk membuat wingko adalah jenis kelapa yang masih muda.

“Kalau empuknya wingko itu tergantung dari kelapanya, kalau kelapa yang dipakai muda nanti hasilnya bisa empuk,” ujarnya kepada blokTuban.com di rumah produksinya.

Wanita yang sudah membuat wingko selama 20 tahun tersebut melanjutkan, jika kelapa yang digunakan untuk membuat wingko sudah teralalu tua akan membuat wingko menjadi keras.

Selain kelapa, kualitas dari tepung ketan yang digunakan sebagai adonan juga sangat berpengaruh terhadap cita rasa dari wingko buatannya tersebut. Biasanya Reni mengaku jika selama ini ia selalu memakai tepung dari merk tertentu.

“Dulu saya pakai beras ketan tapi terlalu lama prosesnya, mau cepat dipakai harus nunggu lama, kualitasnya juga bagus tepung mawar. Kalau tepung yang giling sendiri kadang tepungnya ada yang keras, entah dari berasnya atau apa kurang paham,” jelasnya.

Tidak hanya kualitas dari bahan yang harus diperhatian, akan tetapi takaran dari bahan-bahan yang digunakan juga harus sesuai, karena jika takaran tidak sesuai hasil dari wingko akan cenderung lebih kering dan keras.

Lebih lanjut, perempuan berusia 40 tahun itu juga mengungkapkan jika dalam memanggang wingko diperlukan suhu api yang besar, dengan waktu pemanggangan kurang lebih sekitar 20 hingga 30 menit.

“Apinya harus besar, proses pemanggangannya dua kali, yang pertama waktunya lumayan lama, kalau sudah masuk ke proses pemanggangan yang kedua ya cepat kalau sudah coklat diangkat,” bebernya.

Agar wingko buatannya tersebut bisa bertahan lebih lama, sebelum memasuki proses pengemasan. Biasanya wingko-wingko yang sudah ia panggang dibiarkan beberapa menit, hingga wingko benar-benar dalam keadaan yang sudah dingin.

“Kalau masih panas terus langsung dibungkus, biasanya cepat basi soalnya menguap dan berkeringat, jadi harus nunggu benar-benar dingin,” tutupnya.