Tren Adopsi Spirit Doll, Begini Menurut Psikolog

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Belakangan ini, tren adopsi spirit doll atau boneka arwah tengah ramai diperbincangkan di sosial media. Banyak pro dan kontra dari masyarakat terkait fenomena tersebut, terlebih tren adopsi spirit doll diikuti oleh beberapa selebiritis.

Spirit doll sebenarnya sudah ada sejak dahulu, yakni sebuah boneka yang digunakan untuk melakukan ritual keagamaan atau hal-hal spiritual lain, seperti doa ataupun meditasi. Saat ini, spirit doll yang tengah ramai diperbincangkan adalah boneka menyerupai bayi dan dirawat seolah-olah mereka adalah mahluk yang hidup. Mereka diadopsi, diberi makan, diberi pakaian, dan diajak berbicara oleh orang yang mengadopsinya.

Dilansir dari tirto.id, Kumala Windya R, selaku psikolog mengungkapkan bahwa fenomena orang dewasa merawat spirit doll dan menganggap boneka tersebut hidup muncul karena kebutuhan untuk merawat sesuatu. “Orang dewasa tersebut mungkin memiliki kebutuhan untuk mengekspresikan emosinya dalam hal menyayangi atau merawat, istilahnya nurturance need,” ungkapnya.

Selanjutnya, ia juga mengungkapkan, alasan lain merawat spirit doll bisa disebabkan karena kebutuhan meningkatkan kreativitas. Sebenarnya, merawat spirit doll juga menjadi salah satu terapi dalam psikologi, akan tetapi tetap perlu pendampingan langsung dari psikolog profesional.

“Jika orang dewasa bermain spirit doll dengan wajar, dalam artian mereka memahami tujuan dan kebutuhan emosinya, maka kebutuhan nurturance mereka di tahap dasar bisa terpenuhi,” jelasnya.

Namun, ia mempertegas apabila orang dewasa tersebut tidak mampu menyadari antara kenyataan dan imajinasinya, maka bermain spirit doll akan menyebabkan gangguan kejiwaan yang lain. “Terlebih jika sudah halusinasi, seperti mengungkapkan bahwa spirit dollnya bisa bergerak, bisa berbicara dan membisikkan kata-kata,” ungkapnya.

Dosen Psikologi Universitas Mercubuana Yogyakarta tersebut juga mengungkapkan gangguan yang lebih jauh apabila spirit doll diperlakukan secara berlebihan. Ketika pemilik spirit doll sudah memiliki ketergantungan pada bonekanya tersebut, mereka akan terganggu kestabilan emosinya jika spirit doll miliknya tidak ada dalam jangkauan. “Akan ada kemungkinan tumbuh perasaan insecure, menjauh dan menghindari orang lain, dan mulai tidak bisa mengerjakan tugas atau kewajibannya dengan baik,” tutupnya. [din/lis]