Awal 2022 ASN Wajib Pakai Batik Tulis dan Sepatu UMKM Lokal

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky dalam kegiatan pembukaan Batik Tuban Mural Festival yang diselenggarakan di GOR Rangga Jaya Anoraga meminta kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Tuban harus segera dipromosikan dan ditingkatkan dari berbagai sisi.

Bupati Halindra juga berpesan, dalam lomba batik mural Tuban tersebut diharapkan benar-benar mengusung tema kearifan lokal milik Tuban. “Jadi jangan di luar tema tersebut, tapi tetap dengan karya seni mereka. Saya hanya menyiapkan konsep, mereka yang berkreasi,” jelasnya pada Minggu (19/12/2021).

Pada kegiatan tersebut, Halindra juga mengungkapkan telah mendengar keluh kesah dari pegiat budaya kepada pemerintah sehingga menurutnya pemerintah harus hadir di tengah-tengah mereka untuk mengambil keputusan yang tepat.

“Saya selaku Bupati Kabupaten Tuban Mas Bupati memberikan instruksi kepada semua OPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Tuban harus menggunakan batik tulis khas Kabupaten Tuban, di hari Kamis atau Jumat, dipilih salah satu saja harinya,” ujarnya.

Ia melanjutkan, motif batik tulis yang digunakan tidak boleh sama. “Kalau bisa Kepala OPD cari motif yang mahal karena biasanya batik tulis mahal kurang peminat, nanti jajaran di bawahnya silakan menyesuaikan,” ujarnya.

Instruksi kedua dari Mas Bupati, jika diizinkan dari aturan maka sepatu yang digunakan juga dari UMKM khas Tuban. “Tidak boleh ambil dari luar Kabupaten Tuban,” ujarnya. 

Terakhir, Bupati juga berpesan bahwa semua produk tidak boleh hanya dari satu UMKM, melainkan harus menyeluruh se- Kabupaten Tuban.

“Semoga dari teman-teman dari perbankan, BUMN, BUMD bisa ikut memberikan sumbangsih terhadap pelestarian kearifan lokal Kabupaten Tuban,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tuban, Agus Wijaya mengungkapkan bahwasanya instruksi yang dijelaskan oleh Bupati Halindra sebenarnya sudah dilaksanakan.

“Hanya tinggal butuh pengetatan, dalam arti butuh evaluasi batik yang digunakan harus batik motif Tuban dan batik tulis. Selama ini, dalam kurun waktu sekian tahun belum ada evaluasi yang jelas sehingga penggunaan batik cap dan batik dari luar Tuban semakin marak,” ungkapnya.

Agus melanjutkan, dengan maraknya batik cap dan batik dari luar Tuban yang memiliki harga lebih murah tersebut menjadikan batik tulis Tuban kalah saing di dalam kota sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut telah dibuat langkah-langkah kebijakan yang akan dituangkan dalam draft Peraturan Bupati.

“Akhir Desember insyaAllah sudah diterbitkan dan Januari kita bisa mulai action,” tutupnya. [din/col]