Keren...!!! Warga Tuban Rintis Brand Tas Lokal, Punya 35 Reseller, Kuasai Dua Kabupaten

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - 'Bondo Nekat', begitu orang Jawa menyebutnya. Banyak orang sukses yang lahir hanya dari bondo (modal) nekat dan keinginan yang kuat untuk merubah nasib perekonomian keluarga.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan yaitu dengan cara menjadi seorang pengusaha, salah satunya membuka usaha rumahan.

Melakoni usaha rumahan saat ini merupakan impian atau keinginan banyak orang. Bagaimana tidak? dengan membuka usaha di rumah, orang tidak harus pergi keluar rumah meninggalkan keluarganya, apalagi di situasi pendemi sekarang.

Selain itu, dengan membuka usaha rumahan maka modal yang dikeluarkan tidaklah terlalu banyak, karena tidak harus menyewa tempat atau toko untuk bisa menjalankan usahanya tersebut.

Sudah banyak masyarakat yang menjalani ide usaha rumahan ini, salah satunya ialah Aminudin, warga asal Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban yang mengawali usaha tasnya sejak 4 tahun yang lalu.

“Dulu ikut orang buat dompet sekitar tahun 2011, terus setelah dua tahun coba-coba bikin tas sendiri, tapi masih buat sampingan yang beli juga belum banyak. Jadi mulai buka full itu sekitar tahun 2017-an,” ujarnya kepada blokTuban.com saat ditemui pada Kamis (16/12/2021) di rumah produksinya.

Hingga saat ini usaha yang dirintisnya dari nol bersama dengan sang istri sudah banyak dilirik di pasaran. Bahkan saat ini ia sudah menjadi produsen tas untuk agen-agen toko besar yang ada di Kabupaten Tuban dan Lamongan.

Biasanya bapak dari dua orang anak tersebut mampu menghasilkan sekitar 100 tas dalam dua hari dengan dibantu istri dan juga satu orang karyawan yang bekerja dari rumahnya.

“Karyawannya cuma satu soalnya sulit mencari orang yang bisa jahit rapi, terus kalau jahit begini kan harus ngajarin orangnya dulu itu yang lama,” tuturnya.

Tas yang diberi nama Aira Collection oleh Amin ini mengutamakan pada kualitas bahan dan jahitan yang rapi, sehingga proses pembuatannya harus dilakukan secara teliti. Oleh karena itu sulit untuk mendapatkan karyawan baru yang sesuai dengan apa yang diinginkan, hal itulah yang jadi kendala bagi dirinya selama ini.

Tidak hanya menjadi produsen tas untuk agen-agen toko besar saja, namun tas  yang biasa dibuat untuk kondangan para ibu-ibu tersebut juga menjadi supliyer tas untuk 35 online shop di Kabupaten Tuban. Seperti di Jenu, Tuban, hingga Tambakboyo.

“Resellernya itu ada sekitar 35-an,  paling banyak biasanya pesen 50 sampai 60 tas, saya anterin di satu titik jadi reseller semua datang menemui saya di satu titik itu, tapi kadang juga kalau satu arah jalannya saya antarkan ke rumahnya,” bebernya.

Melalui bisnis rumahan yang dilakoni oleh pria berkacamata tersebut, omzet yang didapatkan tak tanggung-tanggung, setiap bulannya ia bisa menghasilkan omzet sekitar Rp16 juta dari tas-tas yang dikirim untuk agen.

“Kita biasanya tas 200 itu tujuh hari, kalau tas 200 dapatnya sekitar Rp4 juta terus dikali satu bulan, tapi itu masih kotor belum bersih,” katanya.

Untuk kedepannya pria ramah tersebut, ingin terus mengembangkan bisnis yang telah dijalaninya sehingga pemasarannya lebih luas dan menambah karyawan lebih banyak lagi, agar bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. [sav/rom]