Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Mahasiswa Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) Cepu Kabupaten Blora mengenalkan energi alternatif dari tongkol jagung kepada warga Desa Pakel, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban mulai tanggal 16 November 2021.
Tim pengabdian masyarakat yang diketuai Dr. Oksil Venriza, S.Si., M.Eng dan dihadiri oleh 46 orang terdiri dari masyarakat, pedagang serta perangkat desa setempat, Rabu, (17/11/2021).
Kegiatan program studi logistik tersebut dilakukan rutin setiap tahun. Dilatarbelakangi dengan meningkatnya permintaan bahan bakar, maka penambangan fosil pun juga meningkat. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan persediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis, sehingga diperlukan bahan bakar alternatif sebagai pengganti.
Bahan bakar alternatif sebagai sumber energi yang ramah lingkungan yang dapat digunakan yaitu briket. Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu, dan berasal dari biomassa yang biasa digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil.
Salah satu sumber energi biomassa di Indonesia yang potensial adalah limbah pertanian, seperti sekam padi, jerami, ampas tebu, batang dan tongkol jagung serta limbah-limbah pertanian/perkebunan lainnya.
Sebelum melakukan pengabdian di Tuban, mahasiswa PEM Akamigas telah melakukan survey dulu dengan hasil 90 persen warga di Desa Pakel adalah petani jagung. Saat panen, tongkol jagung akan dijadikan pakan ternak, dimakan hama dan dijadikan sampah.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka mahasiswa PEM Akamigas memanfaatkan tongkol jagung yang mana cukup potensial untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif dijadikan biobriket dengan cara dibakar lalu dicampur tepung kanji dengan kadar 70 persen hasil pembakaran dari tongkol jagung dan 30 persen tepung kanji.
Dari sinilah mahasiswa PEM Akamigas ingin menginformasikan dan memperkenalkan warga Desa Pakel terhadap peluang usaha dalam EBT (Energi Baru Terbarukan) untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat daerah Desa Pakel yakni dengan ‘Pemanfaatan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Biobriket dengan Cara yang mudah dan Biaya yang kecil’.
Targetnya masyarakat bertambah wawasannya dalam Biobriket dan timbul ide-ide baru dalam pemamfaatan tongkol jagung serta dapat membantu pedagang sate, serabi dan ikan bakar untuk menyediakan briket untuk keperluan usahanya.
Dr. Oksil Venriza selaku ketua program mengatakan briket tongkol jagung telah dilakukan uji ketahanan dan jumlah energi yang dihasilkan. Ketahanan briket tongkol jagung dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada kayu bakar dan nilai kalorinya 1.5 kali lipat dari kayu bakar.
"Sehingga dengan program ini diharapkan akan tumbuhnya pengusaha briket berskala kecil setingkat Desa, serta dapat memasarkan briketnya secara Nasional bahkan Internasional,” tuturnya.
Dikesempatan yang sama Kades Pakel, Ifa Marwatin Fadhilah menyambut baik program yang dilaksanakan oleh PEM Akamigas. Pemdes berharap proses studi pelatihan ini dapat berlanjut sehingga dapat terbentuknya unit usaha mandiri di Desa Pakel ini.
"Bila program ini berlanjut maka warga di Desa Pakel dapat mandiri dari limbah pertanian," ujar Kades.
Sementara itu, Babinsa Pakel Sersan MD. Bagus Raka juga memberi apresiasi kepada adik-adik mahasiswa PEM Akamigas atas inovasinya membuat briket memanfaatkan tongkol jagung. "Semoga dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi warga masyarakat Pakel khususnya,” pungkasnya. [ali/col]