Mahasiswa Unirow Ini Biayai Kuliah dari Usaha Konter Handphone

 

Kontributor: Fina Lailatul Fadhilah*

blokTuban.com - Setelah lulus SMA atau SMK sebenarnya setiap anak sudah mampu dikatakan dewasa secara umur. Sudah layak dan pantas bila seseorang memutuskan apa yang ingin dikejar dan mimpi apa yang ingin diwujudkan. Termasuk, pilihan untuk melanjutkan jenjang perguruan tinggi. Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tentu butuh biaya yang tak sedikit.

Tidak bisa dipungkiri lagi biaya Pendidikan terus naik, terutama untuk biaya di bangku kuliah yang terbilang cukup tinggi. Tak jarang kerja sambil kuliah dilakukan.

Seperti cerita Rahmat Nova Hadi Prayetno (20) salah satu mahasiswa Universitas PGRI Ronggawe (Unirow) Tuban Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2020. Anak ketiga dari enam bersaudara ini memilih menjadi wirausaha untuk mencukupi biaya kuliah yang per bulannya bisa mencapai Rp1 juta. Caranya dengan membuka usaha Konter Jual Beli HP Second di Desa/Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.

Awalnya ia hanya membuka jasa perbaikan handphone, namun kemudian disarankan untuk membuka usaha konter kecil-kecilan dan pada akhirnya ia membuka usaha konter hp second. 

Untuk menjalankan usahanya, tentu saja Nova belajar untuk mengerti bagaimana kondisi Hp yang ingin dijualnya maupun yang dibeli. Kalau handphone yang akan dibeli kondisinya perlu diperbaiki, makai ia akan memperbaiki hp tersebut sebelum dijual Kembali.

“Kalau kondisinya butuh diperbaiki kita pasti service dulu baru dijual” ucapnya.

Untuk pemasaran, pemuda ramah ini menjual secara langsung dan mengoptimalkan media sosial seperti facebook. Penjualan melalui toko online sementara ini tidak dilakukannya, karena ada resiko tersendiri. Biaya operasional dari usahanya tidak pasti, tergantung situasi dan kondisi. Untuk omset dalam satu bulan bisa mencapai Rp1 juta lebih.

“Kalau untuk omzet, aku biasanya Rp1 juta ke atas” bebernya.

Nova mengaku untuk pemasukan barang ada komunitas tersendiri, untuk nama komunitas tidak ada karena itu hanya sekedar sharing antar konter. Ketika terjadi barang kosong dirinya bisa ambil barang dari temannya yang satu komunitas.

"Dari usaha inilah saya bisa membiayai kuliah. Semoga hingga lulus," harapnya. [lis]

 *Penulis adalah Mahasiswi Magang di blokTuban.com, dan sekarang masih Semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unirow Tuban*