Di Sini, Di Sana, Ada Pertamina

Sebagai perusahaan milik negara. Pertamina dengan semua anak usahanya mengemban tugas sebagai kapal bisnis yang bergerak di bidang energi. Sejak tahun 1957, perusahaan plat merah ini diharuskan bersinggungan dengan masyarakat. Berbisnis, melayani, dan ikut memberdayakan masyarakat bagaikan rangkaian cerita yang tidak bisa dipisahkan.

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com – Sebagai kota pesisir. Tuban mempunyai garis pantai sepanjang 65 kilometer. Sebagian penduduk bekerja sebagai nelayan, sebagian lagi pedagang, petani, pegawai, dan beberapa jenis pekerjaan lain. Secara kultur dan bentang alam, kota Tuban memiliki kemiripan dengan wilayah Kabupaten Bojonegoro di sisi selatan, dan juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang, Blora, dan Lamongan.

Kota dengan potensi lengkap. Tuban merangkak dengan pasti berubah menjadi kota industri. Sebagaimana di Bojonegoro dan Cepu, Blora, Tuban saat ini mempunyai peran penting bagi industri Minyak dan Gas Bumi (Migas). Selain adanya eksplorasi dan eksploitasi Migas, laut di sisi utara Tuban saat ini juga dimanfaatkan sebagai tambatan dua kapal tangker raksasa penampung minyak mentah: Cinta Natomas dan Gagak Rimang. Selain itu, ada juga Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) yang sekarang lebih dikenal sebagai Fuel Pertamina Tuban yang ada di Tanjung Awar-awar, Desa Tasikharjo dan Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban.

Pertamina dan anak usahanya, selama ini cukup dikenal bagi warga masyarakat Kabupaten Tuban. Ada Pertamina Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) yang dikenal sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang saat ini mengelola lapangan Sukowati Field dan Cepu Field yang wilayahnya masuk Tuban, Pertamina Hulu Energi (PHE) yang terus melakukan eksplorasi. Ada juga Fuel Pertamina Tuban di pinggir pantai Tuban yang menjadi tulang punggung distribusi pasokan BBM di area Jawa Timur sekaligus menjadi buffer stock BBM nasional.

Selain itu masih ada rencana pembangunan kilang PT Pertamian Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) yang digadang menjadi kilang terbesar milik Pertamina, juga di lokasi yang hampir sama sudah ada PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang saham terbesarnya adalah milik Pertamina.

Banyaknya perusahaan berbendera Pertamina membuat warga semakin familiar dengan nama perusahaan plat merah ini. Selama tahun 2021, Pertamina ternyata melakukan banyak aktivitas yang bersinggungan dengan masyarakat Tuban, bahkan Bojonegoro dan Blora.

 

PERTAMINA SAHABAT WARGA

(Tim sahabat Pertamina memeriksa kesehatan warga di Desa Kebonagung Rengel (foto dok blokTuban)

Pagi cerah di tengah musim pancaroba. Di antara jalan menuju Balai Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Sabtu (23/10/2021), terlihat beberapa warga melajukan kendaraan menuju balai desa.

“Mau ikut vaksin,” kata seorang warga kepada blokTuban.com (Member Of blokMediaGroup).

Di balai desa, sudah ada petugas kesehatan yang berjaga. Terlihat juga perangkat desa, TNI, dan Polri yang ikut mengatur kegiatan vaksinasi agar berjalan lancar. Semuanya antri dengan tertib untuk mendapatkan giliran satu persatu. Kegiatan vaksinasi di hari yang sama, juga terlihat di Desa Kebonagung yang juga berada di kecamatan Rengel.

Program yang dilakukan demi meningkatnya herd immunity ini ternyata digagas oleh Sahabat Pertamina. Program Sahabat Pertamina merupakan program kesehatan yang diinisiasi oleh Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang juga merupakan Kontraktor Kontrak Kerjasama dibawah naungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas.

Sebelumnya, kegiatan serupa juga dilakukan di wilayah operasi Pertamina EP yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Tim sahabat dari Pertamina melakukan sosialisasi dan vaksinasi.

“Semoga vaksinasi bisa berjalan lancar dan pandemi cepat berlalu,” kata tim Sahabat Pertamina, Fajar, saat vaksinasi di Kecamatan Rengel.

Sebelum dilakukan vaksinasi, Sahabat Pertamina sudah melakukan swab gratis yang diperuntukan buat warga. Rina (30), perempuan asal Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban, mengaku terbantu dengan adanya swab gratis dari Pertamina.

Adanya swab gratis sangat membantu warga untuk mengetahui paparan virus Corona. Pelaksanaan tes swab gratis ini bekerjasama dengan pemerintah desa dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Soko.
“Hasilnya negatif, kami berterima kasih karena swab diadakan secara gratis,” kata Rina, Selasa (13/07/2021).

Sahabat Pertamina merupakan program layanan kesehatan yang diperuntukan bagi masyarakat sekitar operasi secara langsung, terutama di wilayah Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro. Penggeraknya tidak hanya dari perusahaan, tetapi juga dari masyarakat secara langsung sehingga mereka merasa memiliki dan merasakan manfaatnya.

Beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19, ternyata program ini sudah ada dan berjalan di tengah masyarakat. Selama ini, petugas membantu Polindes yang ada di desa-desa setempat, penyuluhan kesehatan, melakukan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan secara gratis yang sekarang diikuti sekitar 800 warga dan 90 keluarga untuk kunjungan dan pendidikan kesehatan.

Sahabat Pertamina juga menyediakan mobil layanan kesehatan yang siap membantu warga sekitar operasi perusahaan yang ada di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro.

Banyak warga yang merasakan manfaat dari program Sahabat Pertamina ini. Seperti yang diungkapkan Gamini (48), warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Perempuan yang setiap harinya menjadi penjual semangka ini mengaku mempunyai penyakit linu yang cukup parah. Tapi sejak menjadi warga binaan dari Sahabat Pertamina sejak 3 tahun lalu, dia merasa terbantu karena mendapat pengobatan dan pendidikan mengenai pola hidup sehat.

“Pelayanannya sangat baik, apalagi tim dari Sahabat Pertamina bisa dipanggil kerumah kapan pun dan saya juga bisa mengetahui bagaimana cara mengatasinya,” jelas Gamini, Rabu (31/3/2021) lalu kepada blokMediaGroup.

Penyakit yang diderita Gamini, ternyata salah satu penyakit yang banyak mendapat keluhan dari masyarakat. Selain itu ada juga penyakit yang lazim mendapat keluhan dari masyarakat di antaranya hipertensi, mag dan osteoporosis.

“Selain faktor usia, penyebabnya lainnya adalah faktor masih minimnya perilaku hidup bersih dan sehat yang cenderung tidak dihiraukan masyarakat,” kata Ahmad Fandhi Zwageri, anggota Sahabat Pertamina.

 

BATIK DAN PUPUK TASIKHARJO, KEARIFAN LOKAL YANG MENDAPAT DUKUNGAN PERTAMINA

(Aktivitas mewarnai batik, perempuan penerima CSR di Desa Tasikharjo Jenu)

Beberapa perempuan terlihat serius. Wajan kecil terlihat di atas kompor yang menyala. Di atas wajan, ada satu cairan kental berwarna kekuningan. Cairan itu adalah malam yang dilelehkan. Sejenis lilin yang dipergunakan para perempuan untuk melukis motif batik di atas kain putih. Kain putih yang sudah dilukis berbagai motif ini akan diluruhkan dan dilakukan proses pewarnaan sebelum menjadi kain batik siap pakai seperti yang kita lihat selama ini.

Perempuan dengan aktivitas keseharian sebagai pembatik ini bisa kita temui di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Padahal desa ini sebelumnya hampir tidak pernah dikenal sebagai desa pembatik. Desa ini lebih terkenal sebagai desa yang udah bertahun-tahun menjadi ring 1 dari keberadaan PT Pertamina Fuel Terminal Tuban, atau kalau warga masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina.

Program batik di Desa Tasikharjo, yang berasal dari program Corporate Social Responsibilty (CSR) ini sudah dilakukan sejak tahun 2016. Awalnya perempuan di desa ini lebih banyak menghabiskan waktu luang di rumah. Tetapi sekarang mempunyai waktu untuk berkarya dan memberi tambahan penghasilan keluarga.

“Sekarang bisa mengisi waktu luang dengan membatik,” kata Susiana, seorang pembatik kepada blokTuban.com.

Kepala Desa Tasikharjo, Damuri, kepada blokTuban.com, Senin (12/4/2021), mengatakan kalau produksi batik di desa yang dia pimpin berawal dari program CSR Pertamina.

“Batik Tasikharjo konsumennya sudah luar biasa,” kata Damuri.

Produksi batik tidak hanya mendapat dukungan dari pemerintah desa, bahkan pemerintah kecamatan Jenu juga ikut mendukungnya dengan memesankan batik untuk pegawai. Selain itu, Pertamina juga membantu pembatik untuk berkomunikasi dengan jaringan pembatik Madura sehingga pemasaran semakin meningkat.

“Keberlanjutan program CSR ini sangat kami dukung, karena produk yang ada masih membutuhkan pendampingan termasuk kemasan dan perluasan pasar,” kata Damuri.

Selain itu, Tasikharjo adalah desa dengan kultur pertanian yang lekat. Selain batik, desa ini juga bertekad mengembangkan pupuk organik yang bisa dipergunakan sendiri ataupun dijual.

Damuri mengatakan, pupuk organik merupakan salah satu potensi desa yang bisa dikembangkan. Meski baru, tapi sudah diaplikasikan di tanaman jeruk dan hasilnya cukup baik. Saat ini permintaan pupuk organik cukup tinggi. Pemdes berharap desa mempunyai gudang penyimpanan pupuk sehingga produksi bisa ditingkatkan dan penyimpanan lebih representative.

Hal ini juga sudah dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) Rencana Kerja Program CSR Tahun 2021 untuk Desa Tasikharjo dan Desa Remen yang dilakukan bersama Stakeholder, Senin (12/4/2021). Supervisor HSE Pertamina Fuel Tuban, Afrida Eka Ramadani, menjelaskan pelatihan pembuatan pupuk organik akan diberikan kepada masyarakat.

Dua hal yang akan menjadi fokus pelatihan. Yakni pengembangan batik dan pelatihan pupuk organik. Dua hal ini yang menjadi permintaan warga dan sesuai dengan potensi yang dimiliki Tasikharjo. Afrida berharap masyarakat bisa mandiri setelah program ini selesai. Dengan begitu tidak lagi bergantung kepada perusahaan.

“Tahun berikutnya ada program pemasaran untuk memasarkan produk yang sudah diciptakan masyarakat Tasikharjo. Artinya setelah dilepas ada keberlanjutan dari program ini,” jelas Afrida saat itu.

 

SENYUM ANAK DESA PENERIMA BEASISWA PERTAMINA

(Penerima beasiswa Pertamina menandantangani MoU di Pendopo Kabupaten Tuban/Dok. blokTuban)

Beberapa anak usia lulusan SMA, terlihat berada di Pendopo Kridha Manunggal Tuban, Rabu (8/9/2021). Mereka menerapkan prokes ketat. Duduk dengan rapi di jejeran kursi yang sudah tersedia.

Pagi itu adalah momen yang bersejarah buat mereka. Sebagai anak desa, mereka akan menandatangani Perjanjian Kerjasama Program CSR Beasiswa D3 Politeknik Energi Mineral (PEM) Akamigas tahun 2021/2022. Beasiswa ini mereka dapat dari program CSR PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP). Acara ini sendiri disaksikan oleh Wakil Bupati Tuban, Riyadi.

“Program ini merupakan wujud komitmen dari Pertamina untuk hadir di tengah-tengah masyarakat. Sekaligus ikut mencerdaskan kehidupan bangsa terutama di Kabupaten Tuban,” kata Presiden Direktur PT PRPP, Kadek Ambarawa dalam sambutannya.

Tahun 2021, sebanyak 26 anak dari Kabupaten Tuban mendapatkan beasiswa D3 ke PEM Akamigas. Sebuah jurusan yang memungkinkan mereka untuk berkarir di perusahaan-perusahaan sejenis Pertamina. Mereka berasal dari berbagai desa di Jenu sekitar operasi seperti Desa Beji sebanyak 6 penerima, Desa Jenggolo sebanyak 5 penerima, Desa Rawasan sebanyak 4 penerima, Desa Sumurgeneng sebanyak 4 penerima, Desa Wadung sebanyak 5 penerima, Desa Remen sebanyak 1 penerima, dan Desa Temaji sebanyak 1 penerima.

Sebelumnya, perusahaan juga memberi beasiswa kepada 21 siswa pada tahun ajaran 2019/2020 yang juga berasal dari desa sekitar operasi. Tahun ini program bisa dilanjutkan karena sempat terhalang covid-19 pada tahun ajaran 2020/2021.

Wakil Bupati Tuban, Riyadi, saat penandatanganan beasiswa ini menjelaskan kalau pendidikan yang didapat oleh penerima beasiswa merupakan investasi jangka panjang.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Tuban kami sampaikan terima kasih,” jelas Riyadi.

Dia berharap warga lokal tidak hanya menjadi penonton. Tetapi bisa berkontribusi pada banyak hal di perusahaan, seperti akomodasi, sumber daya manusia, maupun aspek-aspek lainnya.

“Tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat,” terang Riyadi.

Pertamina juga memberikan bantuan berupa perpustakaan digital di Kecamatan Jenu. Sudah berjalan setahun sejak Tuban Library Digital (Tulid) diluncurkan pada tahun 2020 lalu. Perpustakaan Umum Kecamatan Jenu terpilih untuk ditransformasikan menjadi perpustakaan digital pertama di Kabupaten Tuban.

Program ini sangat diperlukan karena selama masa pandemi kunjungan masyarakat menjadi jauh berkurang akibat pembatasan sosial.

Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban, Susi Sulastri, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pertamina.

“Mudah-mudahan dengan ini semangat literasi masyarakat semakin meningkat. Mudah-mudahan bisa membantu anak-anak sekolah mencari bahan untuk kepentingan mereka,” kata Susi Sulastri.

Perusahaan digital mendapatkan respon positif bagi penikmat buku. Mereka tidak perlu harus datang ke lokasi untuk membaca buku. Hal ini juga menjadikan mereka masih bisa membaca buku saat pembatasan kegiatan masyarakat.

 

PERTAMINA: TEMAN PETANI, TEMAN LINGKUNGAN

(Padi SRI yang dikembangkan Pertamina EP bersama petani di Tuban dan Blora/foto dok blokTuban)

Meski Pertamina adalah perusahaan energi kelas dunia. Namun tidak pernah lepas memperhatikan pengembangan potensi yang ada di sekitar wilayah operasinya. Salah satu anak perusahaan Pertamina, Pertamina Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) selama beberapa tahun ini mengembangkan Program Padi SRI Organik bagi warga sekitar.

Keunggulan Padi SRI Organik mulai terlihat menguntungkan petani. Pada Jumat (26/3/2021), mitra binaan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Bina Alam SRI, melakukan panen raya mencapai 9,3 ton per hektar untuk awal Maret 2021.

“Hasil tersebut terhitung menggembirakan karena menurut data dari tim tim Aliksa secara umum produksi tertinggi 8,4 ton/Ha,” ujar Kautsar Restu Yuda, CSR Staff Pertamina EP Asset 4 Cepu Field, saat panen raya.

Padi SRI Organik yang dikembangkan Pertamina EP bersama petani terus menunjukan perkembangan yang bagus. Banyak petani yang mulai berminat. Ternyata padi jenis ini mempunyai beberapa unggulan dibandingkan jenis padi biasa.

Direktur Aliksa yang menjadi mitra Pertamina EP, Alik Sutaryat, menjelaskan Produktivitas Padi SRI bisa mencapai 6,3 ton sampai 8,4 ton per hektar. Sementara produktivitas padi konvensional hanya bisa mencapai 4,5 ton/ha dan maksimal tertinggi adalag 5,8 ton/ha.

Selain produksi, ternyata harga jual Padi SRI juga lebih tinggi. informasi yang diterima blokTuban.com, Padi SRI bisa mencapai harga Rp15 ribu perkilogram, sementara padi konvensional di kisaran harga Rp.10 ribu perkilogram.

Jika dihitung pendapatan per hektar dalam satu musim tanam Padi SRI bisa mencapai 32,8 juta perhektar. Sementara hasil yang didapat dari petani konvensional hanya seperempatnya, yakni Rp8,2 juta perhektar.

Selain pertanian, jejak kepedulian terhadap lingkungan juga terlihat dari perusahaan negara ini. Beberapa kali mereka terlibat dalam penanaman pohon mangrove yang diadakan di pesisir pantai Tuban, tepatnya di Kecamatan Jenu.

Pada 17 Februari 2021, Pertamina GRR Tuban menanam 20.000 bibit cemara laut. Fokus penanaman ini adalah penghijauan  di wilayah pantai Kecamatan Jenu yang ada di 3 desa, yakni Desa Jenu Desa Mentoso, dan Desa Purworejo.

 

PERTAMINA BERSAMA, MASYARAKAT BERDAYA

Sebagai perusahaan energi kelas dunia milik negara, PT Pertamina (Persero) mempunyai cukup banyak perusahaan baik di hulu-hilir.  Beberapa di antaranya adalah Pertamina Hulu Energi, Pertamina EP, Pertamina EP Cepu, Pertagas, Patra Jasa Bali, dan sekarang mempunyai kilang di Kabupaten Tuban yang dikelola PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP).

Para anak usaha Pertamina juga diharuskan menyalurkan CSR. Meski begitu mereka harus bekerjasama dan bersinergi agar CSR tersebut tepat guna. Meskipun berada di wilayah operasi yang sama.

“Dalam menentukan program CSR, tentunya didahului dengan pemetaan sosial. Tujuannya adalah untuk melihat kondisi sosial masyarakat sehingga program yang dilasanakan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan,” kata Area Manager Communication Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani, kepada blokTuban.com, Sabtu (30/10/2021).

Kolaborasi penyaluran CSR perusahaan milik Pertamina ternyata selalu dilakukan. Terutama anak perusahaan dan unit usaha yang lokasinya terletak dalam satu wilayah. Di wilayah Jatimbalinus terdapat beberapa anak perusahaan seperti PHE WMO, PEP Cepu, Pertagas, dan Patra Jasa Bali.

Salah satu contoh kolaborasi yang dimaksudkan Deden adalah Mitra Binaan Program CSR Pertagas di wilayah Sidoarjo dan Gresik, yakni usaha ikan asap. Usaha ini ingin berkembang, Pertamina MOR V Jatimbalinus kemudian bersinergi dalam program pendanaan usaha mikro dan kecil, yakni pinjaman modal dengan biaya administrasi rendah.

Selain kolaborasi, banyak hal yang dilakukan dengan tujuan program kemasyarakatan bisa berhasil dan berdampak positif. Pertamina selalu melibatkan masyarakat langsung untuk mengetahui kebutuhan masyarakat.

Setidaknya 3 komponen selalu dilibatkan dalam program, di antaranya komponen masyarakat yang merupakan calon penerima program CSR, LSM, atau kelompk masyarakat, komponen pemerintah dari tingkat RT/RW/Desa/Kecamatan, dan komponen swasta atau perusahaan.

“Salah satu bentuk pelibatan masyarakat dengan FGD melibatkan komponen masyarakat ini, di sini semua komponen bisa memberikan ide, gagasa, informasi dan hal-hal yang dibutuhkan agar program bisa dilaksanakan secara tepat sasaran,” jelas Deden.

Pertamina, sebagai utusan dari negara selalu memimpikan ketersediaan energi yang cukup bagi rakyat Indonesia. Selain itu, yang tidak kalah penting, dengan program CSR bisa membawa dampak bagi kualitas hidup masyarakat khususnya kelompok rentan di sekitar wilayah operasi.

“Kami menargetkan tingkat kemandirian masyarakat semakin tinggi, sehingga tidak bergantung 100 persen kepada perusahaan,” pungkas Deden.

Kebersamaan antara Pertamina dengan warga sekitar operasi, diharapkan bisa menjadi simbol kalau keberadaan industri, sudah semestinya berbanding lurus dengan kesejahteraan dan kenyamanan warga. [edp/mu]